Minggu, 31 Oktober 2010

Jarang Kemasukan Sperma, Wanita Berisiko Hamil Preeklampsia


Jakarta, Preeklampsia menduduki peringkat kedua penyebab kematian ibu melahirkan di Indonesia. Dan salah satu faktor risiko terjadinya preeklampsia adalah jarang terpapar sperma.

Preeklampsia atau toksemia adalah penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi) pada kehamilan yang disertai adanya protein di urine setelah kehamilan 20 minggu (5 bulan). Preeklampsia yang disertai kejang disebut eklampsia.

"Salah satu faktor risiko terjadinya preeklampsia pada ibu hamil adalah jarangnya terpapar sperma," jelas Dr Med Damar Prasmusinto, SpOG (K), dari Divisi Fetometernal Departemen Obstetri Ginekologi FKUI/RSCM, dalam acara Seminar 4th Emergency Fair and Festival 2010 di Auditorium FKUI, Jakarta, Sabtu (30/10/2010).

Menurut Dr Damar, maksud dari jarang terpapar sperma disini adalah pasangan yang pada awal pernikahan memutuskan untuk kontrasepsi barrier (menggunakan kondom), pertama kali menjadi ayah dan sperma berasal dari orang lain (donor insemnasi).

"Hal ini disebabkan karena faktor imunologi. Jadi ada ketidaksesuain antara gen ibu dan ayah, sehingga ketika si ibu hamil terjadi penolakan gen ayah. Inilah yang menjadi faktor risikonya," jelas Dr Damar lebih lanjut.

Dr Damar menjelaskan, pada saat plasenta masih berada di rahim maka terjadi pembentukan pembuluh darah baru. Pada ibu hamil dengan tekanan darah normal, maka pembuluh darah akan lebar.

Namun, ketika terjadi penolakan gen, maka pembuluh darah baru tersebut akan sempit dan tekanannya menjadi tinggi.

Tekanan yang tinggi ini menyebabkan kerusakan endotel (dinding pembuluh darah), yang akhirnya tidak hanya menyebabkan tekanan darah tinggi di plasenta, tetapi juga pada pembuluh darah di seluruh tubuh yang menyebabkan hipertensi.

Selain jarang terpapar sperma, faktor risiko yang paling sering terjadi adalah sebagai berikut:
  1. Kehamilan pertama
  2. Pernah terjadi preeklampsia pada kehamilan sebelumnya
  3. Kehamilan lebih dari 10 tahun dari kehamilan sebelumnya
  4. Usia saat hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 40 tahun
  5. Terlahir dengan pertumbuhan janin terhambat
  6. Riwayat preeklampsia di keluarga (khususnya ibu atau saudara perempuan)
  7. Indeks massa tubuh diatas 35
  8. Sebelum hamil pernah mengalami hipertensi kronis, migrain, diabetes, penyakit
  9. ginjal, maupun rheumatoid arthritis.
  10. Kehamilan kembar
  11. Donasi sel telur
  12. Infeksi saluran kemih
  13. Kelainan janin

Menurut Dr Damar, tekanan darah tinggi selama kehamilan dapat berdampak bagi ibu dan anak, yaitu:

Pada ibu
  1. Jangka pendek menyebabkan sindrom HELLP (adanya hemolisis, peningkatan enzim hepar, disfungsi hepar), edema pulmonium dan eklampsia.
  2. Jangka panjang menyebabkan penyakit kardiovaskular, gagal ginjal kronik dan Dibetes Mellitus tipe 2.

Pada bayi
  1. Cerebral palsy
  2. Dibetes Mellitus tipe 2
  3. Penyakit kardiovaskular
  4. Obesitas
  5. PCO (Polycistic Ovarium)
  6. Teratozoospermia (bentuk sperma tidak normal)

Selain faktor imunologi, kehamilan preeklampsia juga disebabkan karena faktor genetik (keturunan) dan pendarahan, sehingga besar kemungkinan kondisi ini menurun di dalam keluarga.

Tapi untuk mencegahnya, ada beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan sebelum dan saat kehamilan, yaitu mengoptimalkan status nutrisi, antara lain:
  1. Multivitamin dan mineral, protein dan karbohidrat bervariasi
  2. Atasi infeksi seperti sakit gigi, infeksi saluran kemih dan keputihan.
  3. Upayakan berat badan ideal
  4. Olahraga teratur

Kamis, 28 Oktober 2010

Manfaat Pembeian Zinc Pada Penderita Diare

Alasan Mengapa Penderita Diare Perlu di berikan Zinc

Diare masih merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian di Negara berkembang. Di dunia diperkirakan 2 juta anak meninggal karena penyakit diare setiap tahunnya. Di Indonesia sendiri angka penyakit diare terus meningkat, hasil survei morbiditas yang dilakukan oleh Depkes pada tahun 2003 menunjukkan angka kesakitan adalah 374/1000 penduduk dan tahun 2006 menjadi 423/1000 penduduk.
Adalah zinc yang merupakan salah satu zat gizi mikro yang penting untuk pertumbuhan dan kesehatan anak. Komposisi dan jumlah zinc menurun dalam jumlah besar bila anak terserang diare. Nah, untuk menggantikan zinc yang hilang selama diare. Anak dapat di berikan tablet zinc untuk menjaga agar anak tetap sehat. Zinc biasa disebut dengan Seng adalah mikronutrien esensial, artinya walaupun dibutuhkan tubuh hanya dalam jumlah yang sedikit tetapi zinc sangat berperan penting bagi normalnya fungsi tubuh.
Ikatan dokter Anak Indonesia dan WHO serta UNICEF merekomendasikanbahwa untuk tatalaksana diare saat ini dengan menggunakan oralit konsentrasi rendah dan pemberian zinc sebagai obat selama 10 – 14 hari.
Mengapa zinc diberikan pada penderita diare ?. Atas dasar penelitian yang menunjukkan bahwa zinc dapat menurunkan lamanya diare ( 20 % ), menurunkan frekuensi defekasi ( 18 % – 59 % ) dan menurunkan kejadian diare dalam 2- 3 bulan ke depan. Pembeerian zinc di maksudkan untuk menunjang penyatuan mukosa yang berhubungan denga proses fisiologi saluran cerna serta komponen penting dalam struktur dan fungsi membran sel yang berfungsi memperbaiki proses epitelisasi karena pada saat diare terjadi kerusakan mukosa usus yang disebabkan adanya gannguan mukosa usus yang dipengaruhi oleh sistem kekebalan saluran cerna.
Lalu bagaimana dosisnya :
Zinc diberikan selama 10 hari penuh walaupun diare telah berhenti dengan dosis, anak usia kurang dari 6 bulan diberikan 10 mg dan anak usia lebih dari 6 bulan diberikan 20 mg. untuk bayi, tablet zinc dapat dilarutkan dengan air matang, ASI atau Oralit. Untuk anak-anak yang lebih besar, zinc dapat dikunyah atau dilarutkan dalam air matang.
Pemberian zinc tidak boleh bersamaan dengan Fe karena akan terjadi kompetisi dalam sistem penyerapan keduanya.

Selasa, 26 Oktober 2010

ASUHAN KEPERAWATAN DIFTERI

DIFTERI

A. Definisi
Difteri adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh corynebacterium diphteriae yang berasal dari membran mukosa hidung dari nasofaring, kulit, dan lesi lain dari orang yang terinfeksi.

B. Etiologi
Coynebacteriunt diphteriae, bakteri berbentuk batang gram positif

C. Epidemiologi
Penularan umumnya melalui udara, berupa infeksi droplet, selain itu dapat pula melalui benda atau makanan yang terkontaminasi

D. Patofsiologi
- Kuman berkembang biak pada saluran nafas atas, dan dapat juga pada vulva, kulit, mata, walaupun jarang terjadi.
- Kuman membentuk pseudomembran dan melepaskan eksotoksin. Pseudo membran timbul lokal dan menjalar dari faring, laring dan saluran nafas atas. Kelenjar getah bening akan tampak membengkak dan mengandung toksin.
- Eksotoksin bila mengenai otot jantung akan mengakibatkan terjadinya miokarditis dan timbul miriasis otot-otot pernafasan bila mengenai jaringan saraf.
- Sumbatan pada jalan nafas sering terjadi akibat dari pseudo membran pada laring dan trakea dan dapat menyebabkan kondisi yang fatal.


E. Klasifikasi
Biasanya pembagian dibuat menurut tampat atau lokalisasi jaringan yang terkena infeksi. Pembagian berdasarkan berat ringannya penyakit juga diajukan oleh Beach, dkk (1950) sebagai berikut:
a. Infeksi ringan
Pseudomembran terbatas pada mukosa hidung atau fausial dengan gejalahanya nyeri menelan.
b. Infeksi sedang
Pseudomembran menyebar luas sampai ke dinding posterior faring dengan edema ringan laring yang dapat diatasi dengan pengobatan konservatif
c. Infeksi berat
Disertai gejala sumbatan jalan nafas yg berat, yg hanya dapat diatasi dengan trekeostomi. Juga gejala komplikasi miokarditis, paralisis atau pun nefritis dapat menyertai.

F. Gejala Klinis
Masa tunas 3-7 hari khas adanya pseudo membran, selanjutnya gejala klinis dapat dibagi dalam gejala umum dan gejala akibat eksotoksin pada jaringan yang terkena.
Gejala umum yang timbul berupa demam tidak terlalu tinggi lesu, pucat ntyeri kepala dan anoreksia sehingga tampak penderita sangat lemah sekali Gejala ini biasanya disertai dengan gejala khas untuk setiap bagian yang terkerta seperti pilek atau nyeri menelan atau sesak nafas dengan serak dan stridor, sedangkan gejala akibat eksotoksin bergantung kepada jaringan yang terkena seperti miokarditis paralisis jaringan Saraf atau nefritis .

1. Difteria hidung
Gejalanya paling ringan dan jarang terdapai (hanya 2%). Mula-mula hanya tam-pak pilek, tetapi kemudian sekret yang ke luar tercampur darah sedikit yang ber-asal dari pseudomembran. Penyebaran pseudomembran dapat pula mencapai fa¬ring dan laring. Perderita diabati seperti penderita difteria lainnya.
2. Difteria faring don tonsil (difteria fausial)
Paling sering dijumpai (± 75%). Gejala mungkin tingar. Hanya berupa radang pada selaput lendir dan tidak membentuk pseudomembran sedangkan diagnosis dapat dibuat atas dasar hasil biakart yang positif. Dapat sembuh sendiri dan memberikan imunitas pada penderita. Pada penyakit yang lebih berat, mulainya seperti radang akut tenggorok dergan suahu yang ti¬dak terlalu tinggi, dapat ditemukan pseudomembran yang mula-mula hanya be¬rapa bercak putih keabu-abuan yang cepat meluas ke nasofaring atau ke laring, nafas berbau dan timbul pembengkakan kelenjar regional sehilgga leher tampak seperti leher sapi (bull neck). Brennernan dan Mc Quarne (1956) meryatakan bahwa setiap bercak keputihan di luar tonsil dapat dianggap sebagai difteria, se¬dangkan Herdarshee menegaskan lebih lanjut bahwa setiap membran yang me¬nutupi dinding posterior faring atau menutupi seluruh permukaan tonsil baik satu maupun kedua sisi dapat dianggap sebagai difteria.
Dapat terjadi salah menelan dan suara serak serta stridor inspirasi walaupun be-lum terjadi sumbatan taring. Hal ini disebabkan oleh paresis palatum mole. Pada pemeriksaan darah dapat terjadi penurunan kadar haemoglobin dan leukositosis, polimorfonukleus, penurunan jumlah eritrosit dan kadar albumi, sedangkan pada urin mungkin dapat ditemukan albuminuria ringan.

3. Diftheria laring dan trakhea
Lebih sering sebagai penjalaran difteria faring dart tonsil (3 kali lebih banyak) daripada primer mengenai laring. Gejala gangguan jalan nafas berupa suara serak dan stridor inspirasi jelas dan bila lebih berat dapat timbul sesak nafas hebat, sia-nosis dan tampak retraksi suprastemal serta epigastrium Pembesaran ketenjar regional akan menyebabkan bull neck. Pada pemeriksaan laring tampak kemera-han, sembab, banyak sekret dan permukaan ditutupi oteh pseudomembran. Bila anak terlihat sesak dan payah sekali maka harus segera ditolong dengan tindakan trakeostomi sebagai pertolongan pertama.

4. Difteria faeraneus
Merupakan keadaan yang sangat jarang sekali terdapat. Tan Eng Tie(1965) men-dapatkan 30% infeksi kulit yang diperiksanya mengandung kuman difteria. Da-pat pula timbul di daerah konjungtiva, vagina dan umbilikus.

G. Komplikasi
a. Saluran pernafasan
Obstruksi jalan nafas dengan segala bronkopneumonia atelaktasis
b. Kardiovaskuler
Miokarditis akibat toksin yang dibentuk kuman penyakit ini.
c. Urogenital
Dapat terjadi nefritis
d. Susunan saraf
Kira-kira 10% penderita difteria akan mengalami kompikasi yang mengenai sistem susunan saraf terutama sistem motorik.
Paralisis/parese dapat berupa:
a. Palisis/paresis palatum mole sehingga terjadi rinolalia, kesukaran menelan Sifatnya reversible dan terjadi pada minggu kesatu dan kedua
b. Paralisis/paresis otot otot mata; sehingga dapat mengakibatkan strabismus gangguan akomodasi, dilatasi pupil atau ptosis, yang timbuI setelah minggu ketiga.
c. Paralisis umum yang dapat timbul setelah minggu keempat. Kelainan dapat mengenai otot muka, leher anggota gerak dan yang paling berbahaya bila mengenai otot pernafasan.





H. Prognosis
Nelson berpendapat kematian penderita difteria sebesar 3 - 5% dan sangat bergantung kepada:
a. Umur penderita, karena makin muda umetr anak prognosis makin buruk.
b. Perjalanan penyakit, karena makin lanjut makin buruk prognosisnya.
c. Letak lesi difteria
d. Keadaan umum penderita, misalnya prognosis kurang baik pada penderita gizi kurang.
e. Pengobatan. Makin lambat pemberian antitoksin, prognosis akan makin bu¬ruk.

I. Pencegahan
1. lsolasi penderita.
Penderita difteria harus diisolasi dan baru dapat dipuiangkan setelah pemeriksaan sediaan langsung menunjukkan tidak terdapat lagi C. diphtheriae 2 kali berturut-turut.
2. Imunisasi
3. Pencarian dan kemudian mengobati karier difteria. Dilakukan dengan uji Schick. yaitu bila hasil uji negatif (mungkin penderita karier atau pernah mendapat imunisasi), maka hmvs diiakukan hapusan tenggorok. Jika ter¬nyata ditemukan C. diphtheriae, penderita harus diobati dan bila perlu dila¬kukan tonsilektomi:

J. Penatalaksanan Teraupetik
1. Pengobatan Umum
Terdiri dari perwatan yang baik, istirahat mutlak di tempat tidur, isolasi penderita dan pengawasan yang ketat atas kemungkinan timbulnya komplikasi antara lain pemeriksaan EKG tiap minggu.
2. Pengobatan Spesifik
a. Anti Diphtheria Serum (ADS) diberikan sebanyak 20.000 U/hari selama 2 hari berturut-turut dengan sebelumnya dilakukan uji kulit dan mata Bila ternyata penderita peka terhadap serum tersebut, maka harus dilakukan desensitisasi dengan cara Besredka
b. Antibiotika diberikan penisilin prokain 50.000 U/kgbb/hari sampai 3 hari bebas panas. Pada penderita yang diiakukan trakeostomi, ditambahkan kloram¬fenikol 75 mm/kgbb/hari, dibagi 4 dosis.
c. Kortikosteroid. Obit ini dimaksudkan untuk mencegah timbulnya komplikasi miokarditis yang sangat berbahaya. Dapat diberikan prednison 2 mg/kkbbb/hari selama 3 minggu yang kemudian dihentikan secara bertahap

Penderita difteria dirawat selama 3 - 4 rninggu. Bila terdapat sumbatan jalan nafas harus dipertimbangkan tindakan trakeostomi, karena tindakan ini pada difteri laring dengan sumbatan jalan nafas akan menyelamatkan jiwa penderita Perawatan pasca-trakeostomi juga memegang peranan penting seperti pengisapan lendir secara berhati-hati dan teratur sebab pengisapan lendir secara sembrono dapat menimbulkan refleks vagal yang dapat menyebabkan kematian. Intubasi trakea juga dapat dipakai untuk menolong penderita yang mengalami sumbatan jalan nafas dan dapat dilakukan oleh dokter umum.
Bila ada komplikasi paralisis/paresis otot, dapat diberikan sriknin ¼ mg dan vitaminmin B1 100 mg setiap hari seiama 10 hari berturut-turut.

K. Penatalaksanaan Perawatan
1. Pengkajian
- Riwayat keperawatan; riwayat terkena penyakit infeksi, status inimunisasi
- Kaji tanda tanda yang terjadi pada nasal, tonsil/faring, dan laring
- Lihat dari manfestasi klinis berdasarkan alur patofisiologi

2. Diagnosa Keperawatan
a. Tidak efektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi pada jalan nafas.
b. Resiko penyebarluasan. infeksi berhubungan. dengan organisme virulen
c. Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan proses penyakit (metabolisme meningkat, intake cairan menurun)
d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang kurang.

3. Perencanaan
a. Anak akan menunjukkan tanda tanda jalan nafas efektif
b. Penyebarluasan infeksi tidak terjadi
c. Anak menunjukkan tanda tanda kebutuhan nutrisi terpenuhi
d. Anak akan mempertamankan keseimbangan cairan.

4. Implementasi
a. Meningkatkan jalan nafas efektif
- Kaji status pernafasan observasi irama dan bunyi pernafasan.
- Atur posisi kepala dengan posisi ekstensi
- Suction jalan nafas jika terdapat sumbatan
- Berikan oksigen sebelum dan setelah dilakukan suction
- Lakukan fisioterapi dada
- Persiapkan anak untuk dilakukan trakeostomi
- Lakukan pemeriksaan analisa gas darah
- Lakukan intubasi jika ada indikasi
b. Perluasan infeksi tidak terjadi
- Tempatkan anak pada ruang khusus
- Pertahankan isolasi yang ketat di rumah sakit
- Gunakan prosedur perlindungan infeksi jika melakukan kontak dengan anak
- Berikan antibiotik sesuai order
c. Kekurangan volume cairan tidak terjadi
- Memonitor intake output secara tepat, pertahankan intake cairan dan elektrolit yang tepat
- Kaji adanya tanda tanda dehidrasi (membran mukosa kering, turgor, kulit kurang, produksi urin menurun, frekuensi denyut jantung dan pernafasan. meningkat, tekanan darah menurun, fontanel cekung).
- Kolaborasi untuk pernberian cairan parenteral jika pemberian cairan melalui oral tidak memungkinkan.
d. Meningkatkan kebutuhan nutrisi
- Kaji ketidakmampuan anak untuk makan
- Memasang NGT untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak
- Kolaborasi untuk pemberian nutrisi parenteral
- Menilai indikator terpenuhinya kebutuhan nutrisi (berat badan, lingkar lenga, memberan mukosa) yang adekuat.

5. Perencanaan Pemulangan
- Jelaskan terapi yang diberikan : dosis, efek samping
- Melakukan prosedur immunisasi jika immunisasi belum lengkap sesuai dengan prosedur
- Menekankan pentingnya kontrol ulang sesuai jadwal
- Informasikan jika terdapat tanda-tanda bahaya terjadinya kekambuhan.

DAFTAR PUSTAKA


Supriadi, 2004, Asuhan Keperawatan Anak, Jakarta: Sagung Seto
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak, 2005, IlmU Kesehatan Anak, Jakarta: FKUI. 

8 Tanda Diabetes yang Jarang Diketahui

8 Tanda Diabetes yang Jarang Diketahui

Merry Wahyuningsih - detikHealth

img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Indikator diabetes atau kencing manis biasanya terlihat dari gejala yang berhubungan dengan kadar gula darah seperti banyak kencing, banyak minum dan banyak makan. Tapi ada lagi beberapa indikator diabetes yang cukup mengejutkan.

Banyak orang yang terkadang tidak menyadari bahwa dirinya mengalami penyakit kencing manis atau diabetes mellitus, karena memang gejala diabetes terkadang tidak disadari.

Dilansir USNews, Senin (25/10/2010), berikut 8 indikator diabetes yang tidak disadari dan mengejutkan:

1. Ukuran payudara yang besar
Menurut penelitian yang telah diterbitkan pada Canadian Medical Association Journal, perempuan dengan ukuran bra D atau lebih pada usia 20 tahun, 5 kali lebih mungkin mengembangkan diabetes tipe 2 (karena gaya hidup). Hal ini karena ukuran payudara adalah faktor yang signifikan dari indeks massa tubuh (BMI).

2. Warna alis
Bila sebagian rambut di tubuh Anda sudah mulai beruban tetapi warna alis tetap gelap, maka Anda harus segera memeriksa kadar glukosa darah. Hal ini karena diabetes dapat menghambat proses rambut alis yang mulai memutih.

3. Bulan kelahiran
Penelitian baru yang telah dipublikasikan dalam American Diabetes Association, menunjukkan bahwa bulan kelahiran memainkan peran dalam perkembangan diabetes tipe 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bayi yang lahir di musim semi lebih mungkin mengembangkan diabetes tipe 1. Penyebab pastinya belum diketahui, tetapi peneliti menduga hal ini karena diet ibu atau paparan radiasi matahari.

4. Gangguan pendengaran
Sebaiknya Anda jangan mengabaikan gangguan pada indera pendengaran, karena gangguan pendengaran sekarang telah dikaitkan dengan komplikasi diabetes. Orang dengan diabetes 2 kali lebih mungkin mengalami gangguan pendengaran.

5. Kaki pendek
Studi di Johns Hopkins University menemukan bahwa laki-laki dengan kaki pendek lebih cenderung mengembangkan diabetes tipe 2 dibandingkan laki-laki berkaki panjang. Ini tidak berarti bahwa tinggi berdampak pada risiko diabetes, tapi rasio panjang kaki. Temuan ini mengisyaratkan sesuatu yang lebih dalam antara risiko diabetes dan perkembangan janin.

6. Kerusakan gigi
Menurut Harvard Schools of Public Health and Dental Medicine, orang yang memiliki penyakit periodontal atau kehilangan gigi akan meningkatkan risiko untuk diabetes. Studi tersebut menemukan bahwa orang yang kehilangan gigi meningkatkan risiko diabetes untuk kedua jenis kelamin sebesar 14-29 persen, sedangkan penyakit periodontal dianggap sebagai komplikasi diabetes.

7. Rambut rontok

Penderita diabetes dengan aterosklerosis mungkin juga mengalami rambut rontok atau rambut menipis. Hal ini terjadi karena ada penebalan dinding pembuluh darah arteri yang sempit ke seluruh tubuh, termasuk kulit. Pembuluh darah sempit berarti oksigen kurang, yang menyebabkan gejala seperti kehilangan rambut dan kulit mengkilap dan menebal. Rambut rontok tidak hanya terbatas pada satu area tertentu dari tubuh.

8. Paparan pestisida
Berdasarkan Agricultural Health Study, petani yang sering terpapar pestisida dapat meningkatkan risiko diabetes, mengingat paparan jangka panjang pestisida dan herbisida telah ditemukan dapat meningkatkan risiko diabetes.

Senin, 25 Oktober 2010

Deteksi Dini Kanker Serviks Bisa di Puskesmas

Deteksi Dini Kanker Serviks Bisa di Puskesmas

Merry Wahyuningsih - detikHealth

img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Kanker serviks (leher rahim) merupakan salah satu penyakit yang paling banyak menyebabkan kematian pada perempuan di Indonesia. Sayangnya, banyak perempuan yang terlambat memeriksakan diri sehingga terdiagnosa dengan stadium lanjut. Padahal deteksi dini kanker serviks bisa dilakukan di Puskesmas.

Kanker serviks merupakan kanker yang disebabkan oleh infeksi Human Papillomavirus atau HPV. Virus ini bermacam-macam tipe, tetapi yang mempunyai potensi menimbulkan kanker serviks adalah sekitar 20 tipe dan diantara yang tersering dan berisiko tinggi adalah tipe 16 dan 18 (80 persen penyebab kanker serviks).

Jumlah penderita kanker leher rahim yang terdapat di rumah sakit Indonesia pada tahun 2007 sebanyak 7.042 orang dan 3.661 (52%) meninggal. Artinya 10 penderita kanker serviks meninggal setiap harinya.

"Kanker serviks sebenarnya merupakan kanker yang sudah diketahui penyebab dan perjalanan penyakitnya, sehingga kanker serviks dapat dicegah," ungkap Prof Dr dr M.Farid Aziz, Ketua Umum IPKASI (Inisiatif Pencegahan Kanker Serviks Indonesia), dalam acara Peluncuran IPKASI di Kembang Goela Restaurant, Jakarta, Kamis (21/10/2010).

Menurut Prof Farid, banyaknya jumlah perempuan yang meninggal karena kanker serviks karena kurangnya kesadaran untuk melakukan usaha pencegahan, baik yang primer maupun sekunder.

Pencegahan primer yaitu dengan cara mengurangi atau mengeliminasi faktor risiko maupun penyebab pada orang normal tanpa adanya gejala dan tanda penyakit, yaitu dengan menerapkan pola hidup sehat dan bersih, juga bisa berupa vaksin HPV yang bisa mencegah HPV 16 dan 18, yang merupakan 80 persen penyebab kanker serviks.

Sedangkan pencegahan sekunder atau sering disebut skrining merupakan upaya menemukan kondisi prakanker dengan cara deteksi dini dengan Pap smear atau Inspeksi Visual Asam (IVA).

"Kalau vaksin HPV memang belum bisa dilakukan di Puskesmas karena harganya agak mahal, tapi kalau deteksi dini berupa Pap smear dan IVA sudah bisa dilakukan di Puskesmas," ujar dr Sigit Purbadi, SpOG (K), dokter spesaialis obstetri dan ginekologi FKUI/RSCM.

Tapi menurut dr Sigit, banyak perempuan yanb belum menyadari pentingnya deteksi dini, padahal hal ini sangat berpengaruh pada penurunan kejadian dan kematian karena kanker serviks.

"Sebenarnya hal ini sudah lama bisa dilakukan di Puskesmas, tapi karena kurangnya kampanye dan edukasi jadi belum banyak yang melakukan deteksi dini, baik di Puskesmas maupun rumah sakit," jelas dr Sigit lebih lanjut.

Padahal, menurut dr Sigit, jika kanker serviks diketahui pada stadium dini atau bahkan pada saat prakanker, maka 100 persen kanker ini bisa disembuhkan

Biaya untuk melakukan deteksi dini pun jauh lebih murah ketimbang biaya untuk melakukan pengobatannya. "Kalau IVA sekitar Rp 5 ribu dan Pap smear berkisar Rp 100-200 ribu. Untuk vaksin HPV sekitar Rp 700-1,2 juta sekali suntik dan harus dilakukan 3 kali suntik selama 6 bulan. Tapi ini jauh lebih murah jika dibandingkan dengan biaya pengobatan yang mencapai Rp 60 juta," jelas Dr dr Laila Nuranna, Sp.OG (K) yang juga pendiri dan dewan komite IPKASI.

Penemuan yang Disembunyikan: Ekstrak Sirsak Ampuh Obati Kanker

Penemuan yang Disembunyikan: Ekstrak Sirsak Ampuh Obati Kanker

Vera Farah Bararah - detikHealth

img
(Foto: herballyhealing.com)
Jakarta, Bertahun-tahun orang tidak menyadari ekstrak pohon sirsak ampuh untuk mengobati kanker. Penemuan yang dilakukan sejak tahun 1976 sengaja disimpan oleh perusahaan farmasi agar bisa mematenkan sintesisnya, tapi hingga kini versi sintesisnya belum bisa dibuat.

Selama ini pengobatan kanker dinilai mahal dan bisa menimbulkan efek samping. Tapi sebuah hasil penelitian mengejutkan terkuak sejak tahun 1976 bahwa ekstrak pohon sirsak lebih ampuh untuk mengobati kanker.

Sirsak merupakan buah tropis yang memiliki nama berbeda-beda. Di Spanyol dikenal dengan nama guanabana, di portugal disebut graviola, di Brazil disebut paw paw, orang China menyebutnya Ang Mo Lau Leen, di Malaysia disebut durian belanda dan di India disebut Aathakka pazham.

Penemuan yang menakjubkan ini pertama kali ditulis media pada Februari 2010. Seperti dikutip dari Healthmad, Senin (25/10/2010) ekstrak dari pohon sirsak dikatakan 10.000 lebih baik dari kemoterapi dan 10.000 kali lebih kuat dalam hal memperlambat pertumbuhan sel kanker dibandingkan dengan obat kemoterapi.

Berbagai studi yang dilakukan ilmuwan sejak tahun 1970 menunjukkan bahwa ekstrak ini secara efektif melawan, menargetkan dan membunuh sel-sel ganas untuk berbagai jenis kanker. National Cancer Institute telah melakukan penelitian ilmiah pertama tahun 1976, hasilnya batang dan daun sirsak efektif menyerang dan menghancurkan sel-sel ganas.

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Catholic University of South Korea dan diterbitkan dalam Journal of Natural Product menyatakan bahwa satu senyawa kimia yang ditemukan dalam sirsak selektif membunuh sel kanker usus besar serta 10.000 kali lebih berpotensi sebagai obat kemoterapi. Selain itu juga diketahui senyawa ini selektif memilih sel target kanker sehingga tidak merusak sel-sel sehat.

Sedangkan sebuah studi yang dilakukan Purdue University baru-baru ini menemukan bahwa daun dari pohon sirsak sangat efektif untuk kanker prostat, pankreas dan paru-paru.

Penemuan menakjubkan ini sengaja disimpan selama bertahun-tahun sehingga banyak orang yang tidak menyadarinya. Hal ini karena perusahaan farmasi besar berusaha untuk mempelajari senyawa tersebut dan mencoba menjual versi sintetisnya. Hal ini karena sumber bahan alami untuk obat tidak bisa dipatenkan, tapi sayangnya kandungan dari sirsak tersebut tidak berhasil disintetiskan.

Berdasarkan 20 tes laboratorium yang sudah dilakukan sejak tahun 1970 seperti dilansir vine-uk.com pada April 2010, menunjukkan bahwa ekstrak dari pohon ini sangat bermanfaat, seperti:
  1. Bisa menyerang sel-sel kanker secara efektif karena tidak membahayakan sel yang sehat, serta tidak menyebabkan rasa mual ekstrim, kehilangan berat badan dan rambut rontok.
  2. Memiliki target yang efektif dan bisa membunuh sel-sel ganas bagi 12 jenis kanker, termasuk kanker usus besar, payudara, prostat, paru-paru dan kanker pankreas.
  3. Melindungi sistem kekebalan tubuh dan menghindari infeksi yang mematikan.
  4. Merasa lebih sehat dan kuat selama menjalani pengobatan.
  5. Meningkatkan energi di dalam tubuh.

Berbagai bagian dari pohon sirsak termasuk daun, kulit akar, buah dan bijinya telah digunakan secara berabad-abad oleh suku Indian asli di Amerika Selatan sebagai obat penyakit jantung, asma, gangguan hati dan arthritis.

Minggu, 10 Oktober 2010

6 Gangguan Mental Akibat Internet

6 Gangguan Mental Akibat Internet

Internet telah membuat banyak orang menjadi “gila”.Ada orang yang lebih mencintai internet melebihi rasa cinta kepada pasangannya.Ada juga orang yang rela tidak tidur demi chating dan browsing.Ada anak yang lebih memilih internet dari nasi.Dari orang dewasa hingga anak-anak memenuhi warung-warung internet, setiap harinya, karena “kegilaan” terhadap internet.
Ini dia ancaman ke 6 Gangguan mental saat kita sedang online di internet..
1. Gangguan kepribadian berupa emosi yang sebentar-sebentar meledak di saat online – mengamuk karena mudah tersinggung (Online Intermittent Explosive Disorder/OIED)
orang yang mengidap gangguan ini tampak normal pada awalnya. Beberapa hari atau jam sebelumnya mereka bisa saja melakukan pembicaraan-pembicaraan lucu atau komentar-komentar hangat. Akan tetapi beberapa saat kemudian berubah marah-marah dan mengumpat disebabkan sesuatu yang menyinggung perasaannya.
Kenapakah hal itu bisa terjadi di Internet?
* Kebanyakan dari kita hanya bisa menahan hasrat untuk melakukannya di dunia nyata, yang apabila dilakukan mungkin bisa membuahkan sebuah tinju ke wajah kita.
* Di Internet kebanyakan pengguna menyembunyikan identitas aslinya, sehingga mereka dengan bebas mengeluarkan isi hati dan kemarahannya tanpa khawatir reputasinya menjadi jelek.
* Karena pengungkapan perasaan dalam bentuk tulisan sering terlihat datar dan tidak menggambarkan emosi dengan jelas, seperti halnya nada suara, mimik wajah dan bahasa tubuh lainnya di saat tatap muka langsung, sehingga orang cenderung menggunakan kata-kata yang tajam, kasar dan keras untuk mewakili sebuah perasaan tertentu.
2. Toleransi rendah terhadap kekalahan dalam forum (Low Forum Frustration Tolerance/LFFT)
Digambarkan sebagai seseorang yang mencari-cari kepuasan segera atau penghindaran dari rasa sakit dengan segera. Pada awalnya mirip dengan perilaku anak tujuh tahunan yang menginginkan sebuah mainan, dan akan berteriak dengan menghentak-hentakan tangan dan kakinya agar segera mendapatkan apa diinginkannya.
Bagi orang yang suka menulis dan melakukan posting, sering kali merasa bahwa postingnya sangat sempurna. penulisnya hampir setiap waktu mengecek masuknya komentar yang baru diberikan pembacanya. Jika ia mendapat komentar-komentar miring penuh kritik, maka dengan cepat ia akan meluncurkan jawaban yang akan mematahkan tanggapan itu.
Jika tidak ada yang memberikan komentar, dia akan mengirimkan komentarnya sendiri – mungkin dengan nama lain – untuk meramaikan tulisannya.
Kenapakah hal itu bisa terjadi di Internet?
Kegiatan itu membuat kita menjadi tidak sabaran, karena ingin segera melihat respon dengan dari pihak lain. Ketidaksabaran ini meminimalkan toleransi terhadap serangan yang menimbulkan ketersinggungan.
3. Munchausen di Internet – tukang cerita untuk membangkitkan rasa kasihan (Munchausen Syndrom)
suatu kondisi di mana seseorang dengan sengaja membuat kebohongan, menirukan, menambah buruk suatu keadaan, atau mempengaruhi diri sendiri agar sakit dengan tujuan diperlakukan seperti orang sakit.
Kenapa hal itu bisa terjadi di internet?
Sangat mudah melakukan kebohongan dalam kehidupan nyata, dan sepuluh kali lebih mudah melakukannya di internet, karena tidak ada seorang pun bisa memeriksa kebenaran fakta-faktanya
4. Gangguan kepribadian yang tergoda untuk memaksa orang lain pada saat online (Online Obsessive-Compulsive Personality Disorder/OOCPD)
Gangguan kepribadian jenis ini bisa dijelaskan dengan contoh kegilaan akan tata bahasa. Ketika orang menemukan suatu kesalahan tata bahasa atau penulisan kata yang keliru dari orang lain dalam sebuah posting atau komentar, maka dia langsung menyerang dan dengan keras memprotesnya.
Kenapa hal demikian bisa terjadi di internet?
Dalam kenyataannya penderita OCPD merasakan ketakutan yang tidak logis terhadap dunia yang lebih berantakan, lebih kotor dan lebih kacau dibanding seharusnya yang dia pikirkan; sehingga secara cepat keadaan menjadi lebih buruk, dan akan mengalami kehancuran sampai ada seseorang yang memperbaikinya.
Di Internet, setelah membaca setiap komentar-komentar, orang normal akan menderita nasib yang sama. Tata bahasa yang keliru, pilihan kata yang tidak tepat, atau bahasa gaul yang membingungkan, mendesak anda untuk mengoreksinya. Tidak sulit merasakan keinginan untuk melatih diri menggunakan bahasa yang benar
5. Low Cyber Self-Esteem (LCSE) atau penghargaan terhadap diri sendiri yang rendah (Seperti seseorang yang dibenci setiap orang, tapi tidak ada yang meninggalkannya)
Di dalam kehidupan nyata ini disebut merendahkan diri sendiri atau perilaku pencarian perhatian.
Jika sampai kepada tingkat ekstrem, hal itu dapat berubah menjadi Online Erotic Humiliation atau pelecehan seksual secara online, di mana pelecehan menjadi sebuah tindakan nyata. Sehingga ketika anda mengatakan kepada seseorang agar melakukan sebuah tindakan seksual, mungkin dia akan menganggap hal itu penting dan dia dengan sungguh-sungguh akan melakukannya.
Kenapa hal itu bisa terjadi di Internet?
Pencari perhatian mendapatkan apa yang diinginkannya, dan penghina diri sendiri mendapatkan cukup ketegangan untuk mengaktualisasikan dirinya yang intropet melalui sinyal-sinyal yang dikirimnya via keyboard.
6. Internet Asperger’s Syndrome
hilangnya semua aturan sosial dan empati pada diri seseorang, disebabkan tanpa alasan selain hanya secara kebetulan berhadapan dengan sebuah benda mati; berkomunikasi via papan tombol dan monitor pada suatu waktu.
sindrom ini adalah bentuk halus dari autisme yang tampak berupa ketidakmampuan biologi untuk menunjukkan empati kepada manusia lain, mungkin disebabkan ketidakmampuan untuk mengenali isyarat nonverbal. Mereka secara terus-menerus bertingkah aneh dan mengganggu disebabkan mereka tidak mengetahui bahwa anda terganggu. Ada bagian dari otak mereka yang rusak.
(Beberapa kasus bunuh diri yang direkam dengan webcam – yang sebagian mungkin main-main – dan dipublikasikan di Internet. Untuk sekarang ini mungkin kita tidak yakin bahwa hal itu benar-benar terjadi, tetapi sebenarnya hanya masalah waktu.)
Kenapa hal itu bisa terjadi di Internet?
orang yang melakukan semua komunikasi online mereka menampilkan perilaku Asperger karena mereka ingin memberikan kesan ada kerugian yang sama pada diri sendiri. Di dalam hal ini, ketika kemampuan melihat respon dan mimik wajah atau ekspresi nonverbal sudah hilang, begitu juga dengan empati. Maka hal yang anda beritahukan hanya kepada orang yang tidak ada, karena itu hanyalah sekelompok kata-kata pada layar. Sekelompok kata-kata kecil yang tidak berarti.
Nah,tidak ada larangan untuk berinternet,akan tetapi beriternetlah dengan sehat,jagalah diri kita dan keluarga agar selamat dari sisi negatif internet.
jangan biarkan diri kita dikendalikan oleh internet,tetapi kitalah yang harus mengendalikannya,dengan mengetahui batasan-batasan dan bertindak sesuai kewajaran dan tidak melebihi batas dalam ber internet.Terima kasih .semoga bermanfaat.