Senin, 23 Agustus 2010

Ibu Hamil Jangan Minum Minuman Bersoda

Ibu Hamil Jangan Minum Minuman Bersoda

Vera Farah Bararah - detikHealth

img
(Foto: thinkstock)
Kopenhagen, Ibu yang sedang mengandung kadang suka mengonsumsi minuman ringan, tapi mulai kini sebaiknya minuman tersebut dihindari. Para ahli mengungkapkan pemanis buatan yang terkandung di dalamnya bisa membuat ibu hamil harus melahirkan sebelum waktunya.

Penelitian yang dilakukan terhadap 60.000 ibu hamil di Denmark menemukan bahwa ibu hamil yang mengonsumsi minuman ringan baik bersoda atau tidak yang mengandung pemanis buatan, lebih memungkinkan untuk melahirkan bayinya lebih awal.

Dalam penelitian tersebut didapatkan jika ibu hamil mengonsumsi satu porsi minuman ringan yang mengandung pemanis buatan dalam sehari, maka kemungkinan untuk melahirkan sebelum usia kehamilan 37 minggu sebesar 38 persen. Tapi jika ibu hamil mengonsumsi sebanyak empat porsi sehari, maka kemungkinannya akan meningkat menjadi 78 persen.

Hubungan yang terkait antara minuman ringan dengan ibu hamil adalah pemanis buatan yang terkandung di dalam minuman tersebut akan dipecah di dalam tubuh menjadi suatu bahan kimia yang dapat mengubah rahim atau mempengaruhi kehamilan.

Efek yang ditimbulkan dari minuman ini adalah menyebabkan adanya perubahan di dalam tubuh ibu hamil sehingga kelahiran lebih awal diperlukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Hasil penelitian ini dipublikasikan dalam American Journal of Clinical Nutrition.

"Temuan ini kemungkinan menjadi sangat penting untuk mencegah ibu hamil melahirkan bayi prematur, terutama bagi ibu hamil yang proses persalinannya hanya dibantu oleh perawat kesehatan perempuan," ujar Dr Shelley McGuire, juru bicara American Society of Nutrition, seperti dikutip dari Telegraph, Senin (23/8/2010).

Lebih lanjut McGuire menuturkan perempuan yang sedang hamil harus menghindari minuman yang mengandung pemanis buatan, tapi harus memfokuskan diri pada minuman yang kaya akan nutrisi seperti susu atau jus buah serta tidak lupa mengonsumsi air putih yang cukup.

Studi yang dilakukan oleh Thorahallur Halldorsson dari Statens Serum Institut di Kopenhagen tidak memeriksa pemanis buatan apa yang terkandung di dalam minuman tersebut. Namun setiap perempuan sebaiknya memang harus peduli terhadap makanan dan minuman yang dikonsumsinya selama hamil.

Selada Air, Sayuran Super Pembasmi Kanker

Selada Air, Sayuran Super Pembasmi Kanker

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth

img
(Foto: thinkstock)
Southampton, Inggris, Beberapa jenis makanan sehari-hari menyimpan khasiat untuk mengobati penyakit sehingga dijuluki makanan super atau superfood. Penemuan terbaru, selada air (watercress) ternyata juga ampuh menghambat pertumbuhan sel kanker.

Selada air merupakan jenis tanaman yang tumbuh mengapung di air, tersebar di seluruh daratan Eropa dan Asia. Sering dikonsumsi sebagai sayur tumis dan rasanya agak mirip dengan kangkung atau bayam.

Selain kaya akan serat, baru-baru ini tim peneliti dari Southampton University mengungkap bahwa sayuran ini mengandung senyawa antikanker. Dalam pengujian terhadap sejumlah relawan, senyawa itu terbukti ampuh menghambat pertumbuhan kanker payudara.

Dikutip dari Telegraph, Senin (23/8/2010), uji coba itu dilakukan terhadap 4 partisipan wanita. Dalam sampel darah partisipan yang diamati selama 6 jam setelah mengkonsumsi selada air, tampak penurunan aktivitas senyawa yang membantu pertimbuhan kanker yakni protein 4E.

Penurunan tersebut diduga merupakan efek dari isothiocyanate, salah satu senyawa yang terkandung di dalam selada air. Akan tetapi mekanisme isothiocyanate dalam menghambat pembentukan protein 4E maupun pertumbuhan kanker itu sendiri masih belum diketahui pasti.

Dalam kesimpulan sementara yang dipublikasikan dalam British Journal of Nutrition, peneliti juga mengungkap bahwa selada air juga tidak hanya menghambat pertumbuhan kanker. Bagi yang sudah pernah sembuh dari kanker, mengkonsumsi 80 gram atau 1 porsi sayuran ini setiap hari diklaim dapat mencegah kekambuhan.

Akan tetapi seorang peneliti dari Cancer Research di Inggris, Hazel Nunn berpendapat bahwa terlalu dini untuk menyimpulkan hal itu. Menurutnya, temuan itu masih harus dikembangkan dengan mengujikan khasiat sayuran tersebut pada kelompok yang lebih luas.

Selasa, 17 Agustus 2010

Komplikasi Demam Tifoid

Komplikasi Demam Tifoid


Kompas.com - Demam tifoid memang merupakan penyakit infeksi yang sering dijumpai di Indonesia. Menurut surveilans Departemen Kesehatan kita, kejadian demam tifoid meningkat dari tahun 1990 yang hanya 9,2 per 10.000 penduduk menjadi 15,4 per 100.000 penduduk pada tahun 1994. Sebagian penderita memang kelompok remaja dan usia muda.

Demam tifoid disebabkan kuman, dan kuman masuk ke tubuh melalui makanan atau minuman. Sebenarnya, lambung kita mampu mematikan sebagian kuman tifoid ini, tetapi jika jumlah banyak, kuman yang tak berhasil dimatikan akan beredar ke seluruh tubuh melalui darah. Timbullah gejala demam dan kadang nyeri perut. Masa inkubasi penyakit ini 10 sampai 14 hari.

Tifoid toksik
Gambaran klinis demam tifoid dapat bervariasi, dari penyakit ringan sampai penyakit yang berat. Tifoid toksik merupakan gambaran klinis yang berat. Tifoid toksik sebenarnya sudah agak jarang dijumpai, tetapi keadaan tersebut dapat terjadi karena pengaruh faktor kuman dan respons imun tubuh penderita.

Dibandingkan dengan negara tetangga, kejadian demam tifoid di negeri kita masih lebih tinggi. Mungkin ini berkaitan dengan upaya kita untuk menjaga kebersihan diri dan kebersihan makanan yang belum optimal.

Jika diperhatikan di Malaysia, Singapura, dan Thailand, pengawasan terhadap kebersihan makanan dijalankan secara teratur. Di negeri kita, banyak orang yang makan di luar rumah termasuk di kaki lima, dukungan untuk kebersihan makanan di kaki lima ini belum dijalankan dengan baik.

Di sekolah ada kantin sekolah, tetapi kebersihannya belum terjaga dengan baik. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pernah melakukan pembinaan terhadap kantin sekolah di sekolah dasar di Kampung Melayu, Jakarta. Tujuannya adalah agar makanan yang disediakan sesuai dengan kebutuhan gizi anak dan dihidangkan dalam lingkungan yang bersih.

Institut Pertanian Bogor juga sudah lama menggagas kantin sekolah yang sehat. Mudah-mudahan Kementerian Pendidikan Nasional dan Kementerian Kesehatan dapat menindaklanjuti rintisan ini.

Masyarakat sendiri perlu mengamalkan hidup bersih. Sering mencuci tangan dan mengonsumsi makanan yang bersih, tak tercemar kuman. Salah satu kekurangan pedagang makanan di pinggir jalan adalah air bersih. Mungkin dinas kesehatan dapat membantu sehingga cemaran kuman dan virus terhadap makanan jajanan dapat dikurangi.

Vaksinasi
Setelah menderita demam tifoid, penderita akan mengalami kekebalan terhadap kuman tifoid. Namun, hanya sebagian saja penderita yang mempunyai kekebalan. Sebagian lain tidak sehingga dapat terjadi infeksi demam tifoid berulang. Untuk mencegah penularan demam tifoid, di samping hidup bersih dapat juga dilakukan vaksinasi tifoid. Dewasa ini, di Indonesia tersedia vaksin tifoid suntikan. Vaksinasi harus diulang tiap tiga tahun.

Dengan meningkatnya keinginan melakukan wisata kuliner, risiko penularan penyakit yang ditularkan melalui makanan akan meningkat. Karena itu, sudah waktunya dinas kesehatan meningkatkan kegiatan pembinaan pedagang makanan agar mampu menyediakan makanan yang bebas kuman penyakit. Di restoran yang mewah sekalipun keamanan makanan tetap harus dijaga. Para penyaji makanan hendaknya harus bebas dari kuman tifoid agar tak menularkan ke pelanggan.

Di luar negeri juga ada aturan khusus untuk menjamin keamanan makanan. Salah satu upaya para pengolah dan penyaji makanan mendapat vaksinasi demam tifoid. Peningkatan angka kejadian demam tifoid di masyarakat patut menjadi perhatian kita semua.

Kita perlu berhati-hati memilih makanan dan minuman, para pedagang menjaga makanan yang disajikan agar bersih, serta dinas kesehatan melakukan pembinaan dan pengawasan.
Dr.Samsuridjal Djauzi

Keseringan Minum Parasetamol Bikin Remaja Rentan Asma

Keseringan Minum Parasetamol Bikin Remaja Rentan Asma


Selandia Baru, Parasetamol dikenal sebagai obat penurun demam dan pereda nyeri seperti sakit kepala, sakit gigi, sakit waktu haid dan sakit pada otot. Tapi penggunaan parasetamol secara rutin dapat menyebabkan asma, alergi hidung dan eksim pada remaja.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada lebih dari 300 ribu partisipan remaja usia 13-14 tahun, menunjukkan bahwa partisipan yang mengonsumsi parasetamol setidaknya satu kali dalam sebulan, 2,5 kali lebih mungkin terserang asma.
Bahkan partisipan yang hanya mengonsumsi sekali dalam setahun, 30-50 persen dapat mengembangkan penyakit asma. Studi juga berkaitan dengan alergi hidung dan eksim.

Untuk eksim, orang yang mengonsumsi parasetamol sekali dalam setahun, sepertiga kali lebih mungkin memiliki kondisi kulit eksim. Dan penggunaan sekali dalam sebulan mengembangkan eksim kurang dari dua kali lipat.

Menurut tim penelitian dari Medical Research Institute, Selandia Baru, meski belum dapat menentukan apakah parasetamol jelas menyebabkan peningkatan risiko asma, eksim dan alergi hidung, tapi ada banyak bukti yang berkembang dan mengarah pada kasus ini.

Peneliti berpendapat bahwa parasetamol sebagai obat penghilang rasa sakit yang bersifat antipiretik atau analgesik, dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan peradangan di saluran napas. Hasil penelitian telah dipublikasikan pada American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine.

"Ditemukan bahwa parasetamol secara luas digunakan oleh hampir setengah dari pasien yang menderita asma parah. Ini sebenarnya bisa dicegah dengan menghindari penggunaan parasetamol," jelas Dr Richard Beasley, profesor kedokteran dan penulis utama penelitian, seperti dilansir dari Telegraph, Senin (16/8/2010).

Menurut Dr Beasley, keseluruhan dari pasien asma parah yang terkait dengan penggunaan parasetamol adalah sekitar 40 persen. Hal ini menunjukkan adanya hubungan sebab-akibat yang cukup jelas.

"Percobaan terkontrol sangat dibutuhkan untuk meneliti lebih lanjut hubungan kasus ini dan untuk membimbing penggunaan antipiretik. Tidak hanya pada anak-anak dan remaja, tetapi juga pada wanita hamil dan orang dewasa," ungkap Dr Beasley.

(mer/ir)

Minggu, 15 Agustus 2010

46 Obat Tradisional Ini Berbahaya

46 Obat Tradisional Ini Berbahaya

Sabrina Asril
Sejumlah produk obat tradisional (jamu) ditemukan BPOM RI mengandung bahan kimia obat (BKO) dosis tinggi yang berbahaya untuk tubuh.
    JAKARTA, KOMPAS.com — Sebanyak 46 produk obat tradisional atau jamu ditemukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI mengandung bahan kimia obat (BKO) dengan dosis tinggi.

    Oleh karena itu, BPOM memperingatkan masyarakat untuk tidak mengonsumsi produk-produk tersebut karena termasuk dalam kategori zat yang berbahaya bagi tubuh.

    "Ada obat tradisional yang mengandung bahan kimia obat. Kemungkinan obat tradisional tersebut dicampur dengan bahan-bahan kimia," ujar Kepala BPOM RI Kustantinah di kantornya, Jumat (13/8/2010).

    Bahan kimia obat, lanjutnya, adalah kategori obat keras. Biasanya, di dalam obat ada takaran atau dosisnya karena kalau obat-obat itu lebih dari dosisnya, maka akan berdampak pada kesehatan.

    "Akan tetapi, obat tradisional atau jamu yang mengandung BKO ini dosis bahan kimianya bisa lebih tinggi dari obat biasa," ujarnya.

    Apabila masyarakat mengonsumsi obat tradisional atau jamu yang mengandung BKO tersebut, akan mengalami risiko gangguan kesehatan serius, terutama pada lambung, lever, ginjal, dan hati. Bahkan, bisa berujung pada kematian.

    Berdasarkan temuan BPOM dalam kurun waktu 10 tahun, obat-obat tradisional yang sering kali mengandung BKO adalah obat diet, obat kuat, obat rematik, dan obat penghilang rasa sakit.

    "Padahal, obat tradisional harusnya herbal, tidak boleh sama sekali ada bahan kimia," ujar Kustantinah.

    Inilah 46 produk jamu yang berbahaya menurut temuan BPOM :

    8 produk yang nomor registrasinya dibatalkan:
    1. Wei Yi Xin Kapsul
    2. Gemuk Segar Eka Jaya No 1 serbuk
    3. Keteling Jiaonang
    4. Pegal Linu Eka Jaya No.2 serbuk
    5. Pegal Linu Sari Widoro COD
    6. Yin Chiao tablet
    7. Gemuk Sehat Pusaka Raga Serbuk
    8. Tenaga Sehat Pegal Linu serbuk

    33 produk yang tidak terdaftar dan mencantumkan nomor izin palsu:
    1. Asam Urat Flu Tulang Super kapsul
    2. Asam Urat Flu Tulang Super tablet
    3. Buah Delima Darah Tinggi kapsul
    4. Buah Delima kapsul
    5. Gajah Kuat tablet
    6. Gemuk Sehat untuk Pria dan Wanita Jati Sehat
    7. Obat Gatal-Gatal (Eksim) Brantas kapsul
    8. Obat Kuat Tongkat Mesir serbuk
    9. Pakar Jaya Asam Urat si Tangkur Serbuk
    10 Power Sex kapsul
    11. Serbuk Brastomolo
    12. Top Jaya Sakti kapsul
    13. Torpedo serbuk
    14. Walet Mas serbuk
    15. Yunang kapsul
    16. Chang San serbuk
    17. Flu Tulang serbuk
    18. Puji Sehat Gemuk Sehat serbuk
    19. Sukma Perkasa Asam Urat serbuk
    20. Asam Urat+Flu Tulang Ramuan Mahkota Dewa kapsul
    21. Kammasutera serbuk
    22. Pegal Linu dan Asam Urat Montalin kapsul
    23. Godong Ijo kapsul
    24. Buah Merah Khusus Pria dan Wanita kapsul
    25. Pa’e Obat Kuat dan Tahan Lama kapsul
    26. Kuat Jantan Obat Kuat dan Tahan Lama kapsul
    27. Akar Jawa China kapsul
    28. Pegal Linu Rheumatik Asam Urat untuk Pria
    29. Wanita Kuat Sentosa serbuk
    30. Multi Guna Kaler untuk Pria dan Wanita serbuk
    31. Asam Urat Kaler untuk Pria dan Wanita serbuk
    32. Samurat Extra untuk Pria dan Wanita serbuk
    33. Asam Urat Nyeri Tulang Pengapuran kapsul
       
    5 produk obat tradisional yang tidak terdaftar:
    1. 5X Lebih Dahsyat Obat Kuat dan Tahan Lama tablet
    2. On-Top kapsul
    3. Linzhe Ba Zi Hu Zin Lin tablet
    4. New Happy Strong kapsul
    5. Morinda Extra Ginseng kapsul

    Bahan di Rokok Elektrik yang Bisa Menyebabkan Kanker

    Bahan di Rokok Elektrik yang Bisa Menyebabkan Kanker

    Vera Farah Bararah - detikHealth

    img
    (dok: bpom)
    Jakarta, Rokok elektrik yang banyak beredar saat ini mengklaim produknya sehat dan telah bersertifikat internasional. Tapi ternyata ada bahan kimia yang terkandung di dalamnya juga bisa menyebabkan kanker.

    "Pada rokok elektrik ini niktoin dilarutkan dengan larutan seperti propilen glikol atau gliserin, jika bahan ini dipanaskan maka akan membentuk senyawa nitrosamine yang juga bisa menyebabkan kanker," ujar Kepala BPOM Dra Kustantinah, Apt, M.App.Sc dalam acara jumpa pers di gedung BPOM, Jl. Percetakan Negara, Jakarta, Jumat (13/8/2010).

    Jika pada rokok biasa atau rokok konvensional terkandung berbagai zat selain nikotin seperti tar. Pada rokok elektronik menurut Kustantinah ada kemungkinan kandungan nikotinnya lebih besar daripada rokok biasa karena tidak mengandung zat lainnya.

    Rokok elektronik ini pertama kali ditemukan oleh negara China pada tahun 2003, tapi sekarang rokok ini sudah dilarang di negara tersebut. Beberapa negara lain seperti Australia, Brazil, China, Singapura, Thaliand dan Uruguay juga telah mempunyai larangan terhadap penjualan dan pemasaran rokok elektrik ini.

    "Untuk di Indonesia sendiri pelarangan atas rokok ini harus berkoordinasi dengan kementerian lain yang terkait seperti kementerian perdagangan," ungkap Kustantinah.

    Beberapa penelitian mengenai produk ini menemukan adanya banyak racun yang terkandung dalam produk rokok elektronik. Salah satunya adalah penelitian Dr Andreas Flouris dari FAME Laboratory Institute of Human Performance and Rehabilitation Center for Research and Technology, Yunani, yang menemukan hasil sebagai berikut:

    1. Propilen glikol, yang berpotensi menyebabkan keracunan.
    2. N-nitrosamine khusus tembakau, yang merupakan karsinogen kuat (penyebab kanker).
    3. Hidrokarbon polisiklik, racun yang bersifat non-karsinogen.
    4. Dietilen glikol yang sangat beracun dengan kadar 1 persen.

    Produk ini diklaim dapat menjadi alternatif bagi perokok yang ingin berhenti merokok. Namun, pada dasarnya produk ini sama berbahayanya dengan rokok konvensional, meski tak merugikan orang lain (tidak ada perokok pasif).

    Selain itu belum ada klasifikasi yang jelas tentang produk ini, apakah termasuk rokok, produk subsitusi, obat atau makanan. Sehingga sampai sekarang, baik BPOM maupun Kementerian Kesehatan belum bisa mengawasi peredaran produk ini.
    (ver/ir)

    4 Cara "Mudah" Berhenti Merokok

    4 Cara "Mudah" Berhenti Merokok

    Kita sering mendengar kampanye “anti Rokok” tapi sejauh yang kita lihat hingga saat ini perkembangannya belum terlalu terlihat. padahal perartuarn pemerintah pun sudah dikeluarkan, tapi tingkat perokok didunia masih sangat tinggi. mengapa bisa begitu? mungkin anda sudah mempuyai keinginan untuk berhenti merokok, tapi anda belum tahu bagaimana caranya. berikut ini ada 4 cara mudah berhenti merokok :

    NIAT
    Kita tau bahwa segala sesuatu itu di awali dengan niat. Hal ini juga sama dengan berhenti merokok, untuk berhenti merokok yang kita harus memiliki pertama kali adalah “niat berhenti merokok“, dimana niat tersebut adalah niat yang sangat kuat dan benar-benar ingin berhenti merokok (motivasi yang kuat).

    USAHA
    Orang yang sudah ketagihan dengan rokok biasanya tidak mungkin langsung dapat berhenti total kecuali ada sebab tertentu. Diperlukan usaha yang keras untuk melakukannya. Berikut beberapa usaha untuk berhenti merokok.
    • Mengurangi jumlah rokok.
    • Perbanyak membaca tentang rokok.
    • Beritahu teman.

    a. Mengurangi Jumlah Konsumsi Rokok
    Mulai berhenti merokok dengan mengurangi jumlah rokok yang dihisap per harinya. Seharinya saya bisa menghabiskan satu bungkus rokok. Misalnya hari pertama mulai berhenti merokok masih menghisap satu bungkus rokok, hari kedua 10 batang, hari ketiga 8 batang, hari ke empat 6 batang, hari ke lima 5 batang, hari ke enam 5 batang, hari ke tujuh 4 batang, berkurang seterusnya sampai akhirnya dalam satu hari kita tidak merokok sama sekali.

    b. Perbanyak membaca Tentang Bahaya Rokok
    Karenadengan semakin banyak baca kita akan semakin tahu kalau ternyata rokok itu sangat mengerikan. Rokok bagaikan serigala berbulu domba. Rokok sangat disayang oleh begitu banyakorang di seluruh dunia, bahkan kalau membeli rokok pun tidak pernah ditawar meskipun harganya naik dari tahun ke tahun.
    Dalam satu batang rokok mengandung 10.000 radikal bebas dan tidak kurang dari 4000 bahan kimia berbahaya lainnya. Jadi baca buku tentang rokok juga merupakan salah satu usaha berhenti merokok.

    c. Beritahu Teman Bahwa Kita Sudah Berhenti Merokok
    Hal yang satu ini sangat penting mengingat biasanya seseorang merokok karena pengaruh teman. Dengan memberitahu teman kalau kita sudah berhenti merokok diharapkan pengertian dari mereka, sehingga ketika kita bersama teman tidak di tawari rokok karena mereka sudah tahu kalau kita berhenti merokok.

    EVALUASI
    Evaluasi sangat penting di lakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana keberhasilan kita. Dari sinilah kita tahu di mana letak kekurangan dan kesalahan kita sehingga kita bisa memperbaikinya.

    DO’A,
    Kita tahu bahwa setiap usaha harus ada do’a, setiap do’a harus di iringi ikhtiar, jadi hal terakhir yang harus anda lakukan setelah senua anda lakukan adalah berdo’a, berdo’a agar semua usaha anda berhasil. Amin


    Ada yang mau nyoba............

    Yang Ngetren Tapi Berisiko Bagi Kesehatan

    Yang Ngetren Tapi Berisiko Bagi Kesehatan

    Vera Farah Bararah - detikHealth

    img
    Ilustrasi (Foto: glamour)
    Jakarta, Setiap orang pasti ingin mengikuti tren mode yang sedang berkembang. Tapi tanpa disadari beberapa tren ini justru bisa berbahaya bagi kesehatan.

    Berbagai cara dilakukan orang agar terlihat menarik, cantik dan mengikuti tren. Sayangnya cara yang dilakukan seseorang tidak hanya membuatnya menarik tapi juga merusak kesehatannya.

    Dikutip dari Health24, Minggu (15/8/2010) ada beberapa tren mode yang berbahaya bagi kesehatan, yaitu:

    Sepatu hak tinggi
    Sepatu yang memiliki hak tinggi bisa membuat berat badan seseorang bergeser dari tumit ke metatarsal bagian depan kaki. Selain itu penggunaan sepatu hak tinggi dalam jangka waktu lama akan membuat otot kaki menjadi tertekan yang ditandai dengan rasa nyeri. Tapi seringkali kondisi ini diabaikan oleh sang pemakai.

    Celana hipster (dipinggul)

    Sebagian besar masyarakat lebih suka menggunakan celana ketat yang dipakai di pinggul (hipster), padahal celana ini akan membuat seseorang merasa tidak nyaman saat duduk dalam jangka waktu lama. Salah satu alasan utamanya adalah celana tersebut tidak terletak di lekukan tubuh yang pas. Hal ini tentu saja akan menghambat sirkulasi dari dan ke tubuh, sehingga seseorang terkadang cepat merasa lelah dan lesu.

    Tanning untuk mencokelatkan kulit tubuh.

    Lampu tanning yang digunakan untuk memancarkan sinar UV tidak aman bagi tubuh. Bahkan sinar UV ini diperkirakan memiliki bahaya yang sama dengan sinar UV yang dipancarkan oleh matahari saat tengah hari. Dan diketahui bahwa sinar UV dari sinar matahari bisa menyebabkan kanker kulit.

    Kuku palsu agar terlihat indah

    Beberapa orang terkadang menggunakan kuku palsu agar jarinya terlihat lebih lentik dan cantik. Tapi hal ini bisa membuat kuku asli terjebak dan menghambat asupan udara ke kuku asli tersebut. Selain itu adanya ruang di bawah kuku palsu akan menimbulkan suasana lembab yang dapat memicu infeksi jamur.

    Badan kurus

    Saat ini sebagian besar masyarakat memandang bahwa perempuan cantik adalah perempuan bertubuh kurus, sehingga banyak orang yang berlomba-lomba untuk kurus bahkan dengan cara yang tidak sehat. Padahal kekurangan gizi penting bisa menimbulkan komplikasi jangka panjang.

    Pewarna rambut
    Rambut adalah mahkota bagi kaum perempuan, karenanya tak jarang banyak perempuan yang sering menggonta ganti warna rambutnya sesuai dengan tren yang ada. Tapi beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan terus menerus untuk pewarna rambut tertentu bisa menyebabkan kanker kandung kemih.

    Celana kulit yang ketat
    Celana dari bahan kulit sintetik mungkin akan terlihat fashionable, tapi celana ini bisa membuat kulit tubuh tidak bisa bernapas. Kondisi ini akan menimbulkan panas yang membuat kulit menjadi stres dan memicu timbul ruam. Pada beberapa kasus ditemukan bahwa celana ini bisa menyebabkan atau memperburuk infeksi vagina.

    Tapi bukan berarti mode itu tidak bisa digunakan, para ahli menyarankan jika tubuh mulai memberi sinyal jelek sebaiknya jangan terus-terusan digunakan. Penting juga memberi waktu buat tubuh untuk rileks dengan tidak menggunakannya secara berlebihan.(ver/ir)

    Jumat, 13 Agustus 2010

    6 Hal Keliru Soal Demam Anak

    6 Hal Keliru Soal Demam Anak

    Vera Farah Bararah - detikHealth

    img
    (Foto: thinkstock)
    Jakarta, Ketika anaknya demam, orangtua biasanya panik, stres atau kurang tidur. Tak semua demam pada anak sebenarnya berbahaya dan cenderung hanya sebagai mitos.

    Demam itu sendiri bukanlah suatu penyakit, tapi sebagai tanda pertama bahwa kekebalan tubuh anak sedang bekerja sebagaimana mestinya.

    Ketika suhu tubuh meningkat, demam akan mengaktifkan sistem kekebalan tubuh dan menunjukkan adanya pertahanan tubuh untuk melawan infeksi. Tapi jika demam yang terjadi berulang-ulang kemungkinan ada penyakit yang mengikutinya.

    Biasanya demam akan mempercepat pernapasan pada anak yang menunjukkan adanya peningkatan asupan oksigen dan jantung akan berdetak lebih cepat untuk membawa darah ke seluruh tubuh.

    Selain itu hormon yang dilepaskan akan menstimulasi tubuh untuk melawan penyakit, nantinya tubuh akan dingin atau terjadi penurunan suhu secara alami untuk mengeluarkan keringat.

    Dikutip dari Thechildrenhospital.org, Kamis (12/8/2010) ada beberapa anggapan yang keliru soal demam pada anak dan hanya menjadi mitos yang berkembang di masyarakat, yaitu:

    1. Mitos: Jika suhu anak terasa hangat disimpulkan bahwa anak demam.
    Fakta: Anak bisa memiliki suhu yang lebih hangat karena beberapa sebab, seperti bermain terlalu keras, menangis atau keluar dari tempat yang hangat. Biasanya kondisi ini akan normal kembali setelah 10-20 menit.

    Untuk memastikannya orangtua bisa mengukur suhu tubuh anak dengan menggunakan termometer. Anak dikatakan demam jika suhunya lebih dari 38 derajat celsius.

    2. Mitos: Demam merupakan kondisi yang buruk bagi anak-anak
    Fakta: Jika demamnya masih pada suhu 37-38 derajat celsius biasanya baik untuk anak karena membantu tubuh untuk memerangi infeksi.

    3. Mitos: Semua demam harus diatasi dengan obat
    Fakta: Demam harus diatasi dengan obat jika menyebabkan ketidaknyamanan dan biasanya memiliki suhu lebih dari 38,8 derajat celsius.

    4. Mitos: Demam bisa menyebabkan kerusakan otak

    Fakta: Kerusakan otak terjadi jika suhu tubuh lebih dari 42,2 derajat celsius, suhu tubuh yang naik setinggi ini biasanya juga dipengaruhi oleh paparan suhu lingkungan yang ekstrim.

    5. Mitos: Jika suhu demam sudah turun, maka infeksi sudah hilang juga.
    Fakta: Demam biasanya akan berlangsung selama 1-2 hari sampai perkelahian tubuh dengan serangan virus selesai, karenanya proses ini tidak bisa terburu-buru.

    6. Mitos: Dengan pengobatan, maka demam harus kembali normal.
    Fakta: Pengobatan yang dilakukan biasanya akan menurunkan demam sebanyak 2-3 derajat.

    (ver/ir)    

    Cara Puasa untuk Penderita Diabetes

    Cara Puasa untuk Penderita Diabetes

    Vera Farah Bararah - detikHealth

    img
    (Foto: thinkstock)
    Jakarta, Penderita diabetes harus selalu mengontrol gula darahnya dan puasa biasanya menjadi tantangan untuk melaksanakannya. Bagaimana cara berpuasa untuk penderita diabetes?

    "Pengaturan makanan khusus di bulan puasa bagi orang dengan diabetes adalah harus memperhatikan jumlah, jenis serta jadwal makannya," ujar Prof Dr dr Sri Hartini KS, Kariadi, SpPD-KEMD ketika berbicara di acara 'Membantu Diabetesi untuk Dapat Mengendalikan Penyakitnya Secara Mandiri'.

    Menurutnya, orang diabetes bisa saja puasa jika gula darahnya terkendali atau kadar gula darah kurang dari 180 mg/dl. Kondisi seperti itu memungkinkan penderita diabetes cukup sehat dan aman untuk berpuasa.

    Tapi jika kadar gula darah lebih dari 180 mg/dl kondisinya jadi cenderung tidak aman untuk berpuasa karena di dalam urinenya akan terdapat gula.

    Gula yang banyak di dalam urine akan membuat penderita diabetes sering buang air kecil. Efeknya, badan kekurangan air yang ditandai dengan haus, sehingga ia harus minum untuk mencegah dehidrasi. Jika dalam kondisi seperti itu ia berpuasa, maka bisa membuat tubuhnya menjadi lemah dan dapat berbahaya.

    Bagaimana cara mengatur kalori orang diabetes saat puasa?

    Jumlah kalori dan jenis makanan yang dikonsumsi hampir sama dengan hari-hari biasanya, hanya jadwalnya saja yang berbeda. Penderita tetap disarankan menggunakan karbohidrat kompleks sebagai sumber karbohidrat utamanya.

    Porsi kalori yang masuk saat buka puasa sekitar 50 persen dari jumlah total kalori. Kemudian 10 persen setelah selesai tarawih dan 40 persen saat sahur. Penderita diabetes juga sebaiknya mengurangi konsumsi makanan lemak dan perbanyak serat.

    Ada 4 kondisi yang harus diwaspadai oleh seseorang yang memiliki diabetes saat berpuasa, yaitu:

    1. Gula darah terlalu rendah (hipoglikemia).
    2. Gula darah terlalu tinggi (hiperglikemia)
    3. Darah menjadi asam (ketoasidosis)
    4. Kekurangan cairan (dehidrasi) dan timbul bekuan di pembuluh darah (trombosis).

    "Jika gula darah turun menjadi 60 mg/dl atau kurang, gula darah sekitar 70 mg/dl di jam-jam awal puasa atau gula darah naik lebih dari 300 mg/dl (berisiko ketoasidosis), maka seseorang harus membatalkan puasanya," ungkap Dr Tri Juli Edi Tarigan, SpPD-KEMD dari divisi metabolik endokrin Departemen penyakit dalam FKUI/RSCM.

    Karena itu tak ada salahnya untuk rajin memonitor gula darah yaitu cek gula darah sebelum sahur, 2 jam sesudah sahur, sebelum buka puasa dan 2 jam sesudah berbuka puasa. Namun monitor gula darah pelu lebih ketat terutama jika muncul gejala hipoglikemia atau hiperglikemia.

    "Jika sudah muncul gejala hipoglikemia seperti merasa lapar yang luar biasa, keringat dingin serta dada berdebar-debar, maka segera batalkan puasa dengan mengonsumsi air gula, makan permen atau kue," ujar Prof Sri yang lahir di Martapura 59 tahun silam.

    Sedangkan untuk jadwal mengonsumsi obatnya, menurut Prof Sri jika obat yang diminum satu kali sehari maka dikonsumsi saat berbuka puasa. Tapi jika obat diminum dua kali sehari maka diminum saat berbuka dan sahur. Sedangkan jika 3 kali sehari maka diminum saat berbuka puasa, malam hari dan saat sahur.

    Selain itu orang yang memiliki diabetes juga disarankan untuk tetap berolahraga, olahraga yang ringan dan teratur aman untuk dilakukan. Sedangkan waktu untuk berolahraga bisa dilakukan saat sore hari mendekati waktu berbuka puasa, dan juga melakukan tarawih termasuk ke dalam bentuk olahraga.

    (ver/ir)

    Kamis, 12 Agustus 2010

    Jangan Langsung Tidur Sehabis Sahur

    Jangan Langsung Tidur Sehabis Sahur

    Merry Wahyuningsih - detikHealth

    img
    (Foto: thinkstock)
    Jakarta, Tak sedikit orang yang memilih tidur setelah sahur biar tak mengantuk saat beraktivitas pagi harinya. Hati-hati, tidur usai sahur tidaklah baik untuk kesehatan. Namun, ada cara sehat bila ingin tidur habis sahur.

    Tidur setelah makan tidaklah sehat menurut ilmu kedokteran. Hal ini karena sistem pencernaan masih belum selesai mengerjakan tugasnya, terutama lambung.

    "Setelah makan, makanan akan disimpan di dalam lambung. Nah, ketika Anda langsung tidur, maka makanan itu akan berbalik arah lagi ke atas," ujar Dr.H.Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH,MMB,FINASIM, dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Penyakit Lambung dan Pencernaan, FKUI-RSCM, saat dihubungi detikHealth, Rabu (11/8/2010).

    Menurut Dr Ari, kondisi ini disebut dengan refluks esofagus atau esophageal reflux, yaitu kembalinya makanan dari lambung ke dalam esofagus (saluran yang mengangkut makanan dari mulut ke perut).

    Bila kondisi ini terjadi, maka makanan yang baru saja mencapai lambung akan berbalik arah menuju ke kerongkongan. Selain itu, tentu saja ada asam lambung yang terbawa oleh makanan tersebut.

    Akibatnya, kerongkongan akan terasa kering, panas, kadang membuat orang merasa mual, mulas dan ingin muntah karena ada makanan yang berbalik arah. Hal ini akan semakin parah bila orang tersebut sudah menderita penyakit maag atau tungkak lambung.

    Dilansir dari MedicineNet.com, makanan di perut sebagian dicerna oleh asam lambung dan enzim. Biasanya, sebagian kandungan asam lambung disampaikan oleh otot perut ke dalam usus kecil untuk pencernaan lebih lanjut.

    Namun, dalam kondisi refluks esofagus, kandungan asam mundur sampai ke kerongkongan, kadang-kadang mencapai saluran pernapasan, yang dapat menyebabkan inflamasi (peradangan), kerusakan pada kerongkongan, paru-paru dan laring (kotak suara).

    Proses keseluruhan secara medis disebut gastroesophageal reflux disease (GERD). Sebesar 10 persen dari penderita GERD pengembangkan Barret esofagus dan dapat meningkatkan risiko terkena kanker kerongkongan.

    "Lambung kita kan kosong dalam waktu 6 jam atau 4 jam untuk makanan yang lebih ringan. Maka, setidaknya beri waktu lambung untuk mulai mencerna makanan, setidaknya lebih dari 1 jam setelah makan," ungkap dokter sekaligus Wakil Sekjen PAPDI (Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia).

    Tapi bila Anda merasa sangat mengantuk, Dr Ari merekomendasikan beberapa cara sehat tidur usai sahur, yaitu:

    1. Tidur 1-2 jam setelah makan
    "Bila sahur jam 3-an, terus jangan langsung tidur. Kan bisa menunggu sampai adzan subuh, sekitar jam 5. Setelah itu Anda baru bisa tidur," jelas Dr Ari.

    2. Tidur dengan bantal ditinggikan

    Bila Anda tidur tanpa bantal, maka dikhawatirkan ada gaya gravitasi yang membuat makanan dari lambung berbalik arah ke kerongkongan.

    3. Tidur setengah duduk (tidak berbaring) bila Anda sudah merasa sangat mengantuk
    4. Tidak makan makanan yang sulit dicerna, seperti makanan berlemak.
    (mer/ir)

    Denda Rp 100 Juta Bagi yang Menghalangi Pemberian ASI

    Denda Rp 100 Juta Bagi yang Menghalangi Pemberian ASI

    Irna Gustia - detikHealth

    img
    Ilustrasi (Foto: abc.net.au)
    Jakarta, Pemberian Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi yang baru lahir hingga minimal berumur 6 bulan semakin dilegalkan secara hukum. Pihak-pihak yang menghalangi ibu untuk memberikan ASI akan dikenai denda Rp 100 juta atau penjara 1 tahun.

    Pelaksanaan ketentuan tersebut sebenarnya sudah tercantum dalam UU Kesehatan No 36/2009, Pasal 128 ayat (1) yang isinya 'Setiap bayi berhak mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif sejak dilahirkan selama 6 bulan kecuali atas indikasi medis'.

    Sedangkan pada Pasal 128 ayat (2) berbunyi 'Setiap orang yang dengan sengaja menghalangi program pemberian air susu ibu eksklusif dipidana penjara paling lama satu tahun dan denda paling banyak Rp 100 juta'.

    Namun aturan hukum tersebut baru bisa dijalankan jika sudah ada peraturan pemerintah (PP). Nah, saat ini kementerian kesehatan sedang menggodok RPP (Rancangan Peraturan Pemerintah) Pemberian ASI dengan melibatkan koalisi peduli ASI.

    RPP ini sedang digodok dan diharapkan bisa terbit pada Oktober 2010 atau 1 tahun sejak UU Kesehatan disahkan yakni Oktober 2009.

    "RPP ini masih terus digodok kemenkes yang mengajak koalisi peduli ASI termasuk AIMI untuk diskusinya," kata Ketua Umum AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia) Mia Sutanto ketika dihubungi detikHealth, Kamis (12/8/2010).

    Mia optmistis RPP ini bisa melindungi dan memacu ibu untuk menyusui bayi yang baru lahir, karena ASI adalah satu-satunya makanan yang diperlukan bayi hingga minimal usia 6 bulan atau maksimal 2 tahun.

    "Jadi UU itu bukan menghukum ibu si bayi, tapi pihak-pihak yang menghalangi pemberian ASI untuk bayi. Ini perlu diluruskan karena anggapan yang muncul ibu yang tidak menyusui yang dipenjara, itu salah tapi pihak yang menghalangi pemberian ASI yang dihukum," jelas Mia.

    Siapa pihak yang menghalangi pemberian ASI ini?

    Mia menjelaskan pihak-pihak yang menghalangi pemberian ASI itu seperti dalam kasus saat ini contohnya:
    1. Rumah sakit atau fasilitas kesehatan yang dengan sengaja tidak memberikan fasilitas agar ibu melahirkan bisa langsung menyusui bayinya.

    "Rumah sakit tidak menyediakan rawat gabung ibu dan bayi atau tidak melakukan inisiasi menyusui dini (IMD)," katanya

    2. Tenaga kesehatan yang dengan sengaja memberikan susu formula pada bayi yang baru lahir.
    3. Dokter yang menyarankan pemberian ASI kepada ibu yang baru melahirkan.

    Motivasi perlunya perlindungan pada ibu yang baru melahirkan untuk memberikan ASI eksklusif, karena saat ini banyak kasus yang membuat ibu sehat tersudut dengan tidak memberikan ASI.

    "Kecuali ibu-ibu yang secara medis memang tidak bisa memberikan ASI," katanya.

    Mia berharap pembahasan RPP ini tidak diganggu pihak-pihak ketiga seperti kepentingan produsen susu formula.

    Bagaimana dengan pemberian ASI oleh perempuan yang bekerja?

    Mia menjelaskan untuk perempuan pekerja saat ini sudah ada SKB 3 menteri yakni Menkes, Menneg PP dan Menaker yang mendukung penyediaan fasilitas pemberian ASI atau memberikan waktu pada ibu untuk memompa ASI di tempat kerja.

    Pihak korporasi yang sengaja tidak memberikan fasilitas ibu menyusui dalam Pasal 200 terkena pidana denda Rp 300 juta. Dalam Pasal 201 ayat (2) disebutkan pula bahwa selain pidana denda, korporasi dapat dijatuhi pidana tambahan berupa pencabutan izin usaha dan atau pencabutan status badan hukum.(ir/up)

    Senin, 09 Agustus 2010

    Manfaat Puasa Dari Segi Kesehatan

    Manfaat Puasa Dari Segi Kesehatan
    Marhaban Ya Ramadhan……
    Bulan Ramadhan datang lagi, tiba waktunya bagi seluruh umat Islam di dunia untuk menjalankan ibadah puasa. Ya, di dalam Islam puasa termasuk ibadah yang mendidik jasmani maupun rohani. Puasa ialah meninggalkan makan, minum, merokok dan segala yang membatalkannya dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
    Dalam Hadist pun dikatakan “ Berpuasalah niscaya kamu menjadi orang sehat “.
    Puasa Ramadhan yang dilakukan oleh umat muslim selama 30 hari memang penuh makna, selain menunaikan rukun Islam ke-3 puasa pun memilki manfaat bagi kesehatan. Di bulan suci ini umat Islam melakukan ibadah yang amat mulia, menumbuhkan empati dan kesadaran sosial melalui infak dan sedekah, menempa diri dengan meredam amarah serta mengekang hawa nafsu. Puasa pun menjadi ibadah yang paling nikmat dilakukan oleh semua umat muslim di dunia.

    Segunung Manfaat Puasa
    Selain dari sisi religi, berpuasa dari sudut kesehatan pun memiliki banyak manfaat. Dalam perkembangan dunia kesehatan, puasa sebagai terapi untuk mengatasi gangguan kesehatan semakin banyak diteliti. Para peneliti mengaitkan puasa dengan tujuan mengendalikan stress juga penyakit lain seperti hipertensi, kardiovaskuler, ginjal juga kanker.

    Dengan berpuasa ada beberapa manfaat yang bisa dipetik antara lain memberi kesempatan pada alat pencernaan untuk beristirahat, membersihkan tubuh dari racun dan kotoran yang menumpuk dan merusak kesehatan, ,menyeimbangkan asam basa tubuh, memperbaiki fungsi hormone yang diperlukan dalam berbagai proses fisiologis dan biokimia tubuh, serta meremajakan sel –sel tubuh. Peremajaan sel-sel tubuh saat berpuasa organ pencernaan dan organ lainnya berada dalam posisi rileks sehingga kesempatan untuk memperbaiki selsel yang rusak juga menjadi lebih baik, selain itu fungsinya juga lebih meningkat. Hasilnya, ibadah puasa tuntas,
    tubuhpun jadi lebih sehat.

    Selama berpuasa lebih kurang 14-15 jam tubuh tidak mendapat suplai makanan dari luar. Para ahli mengatakan selama waktu tersebut tubuh akan menggunakan cadangan energi yang masih cukup untuk melakukan aktifitas, yaitu glikogen yang berasal dari makan yang mengandung karbohidrat.
    Sahur & Berbuka
    Siasati puasa dengan sahur dan berbuka yang tepat agar hari-hari yang dijalani saat berpuasa tetap bermakna. Tips-tips berikut kiranya dapat digunakan :
    Sahur                              
    • Makan sahur jangan berlebihan
    • Makan dengan menu beragam & gizi yang cukup
    • Hindari mengonsumsi makanan instant
    • Kurangi makanan yang mengandung garam tinggi
    • Minum air putih yang cukup saat sahur dan menjelang imsak
    • Hindari minum manis berlebihan
    • Minum food supplement
    Berbuka
    • Berbukalah dengan kurma & air putih
    • Hindari minuman dingin / es / minuman bersoda
    • Makan bertahap & perlahan
    • Beri waktu 0.5-1 jam sebelum menyantap hidangan utama
    • Bagi penderita sakit lambung hindari makanan: Ketan,mie,sayuran mentah berserat,bumbu yang tajam
    Karena dapat meningkatkan produksi asam lambung.
    Minum food supplement

    Sabtu, 07 Agustus 2010

    Stop TB in PES 2010

    Kampanye  anti TB dalam PES 2010 karyaku. Sampai saat ini telah di download dan dimainkan oleh lebih 500 penggemar game PES di Indonesia.

    Jumat, 06 Agustus 2010

    Pengobatan Tuberkolosis pada Penderita Khusus

    Pengobatan Tuberkolosis pada Penderita Khusus


    Gejala TBC adalah dimulai dengan batuk-batuk ringan, tetapi lama-lama tambah hebat hingga keluar darah sedikit-sedikit. Gejala-gejala lainnya adalah: penderita tampak pucat, badan lemah semakin kurus, suhu badan naik dan kalau malam hari mengeluarkan keringat. Kadang-kadang ada juga yang suaranya sampai habis.

    Menjaga kesehatan dengan sebaik-baiknya sebagai daya pertahanan alam. Menjuhi sumber penularan. Selain itu bagi yang biasa ke dokter, dapat juga minta penyuntikan vaksin BCG. Seorang ibu yang menderita TBC paru-paru, sebaiknya tidak menyusui anaknya selama belum sembuh.

    Seseorang yang menderita penyakit tertentu, di samping TB, memerlukan pengobatan yang berhati-hati sehingga tidak terjadi kesalahan pemberian obat.

    a. Kehamilan
    Pada prinsipnya pengobatan Tuberkolosis (TB) pada kehamilan tidak berbeda dengan pengobatan TB pada umumnya. Menurut WHO, hampir semua Obat Anti Tuberkolosis (OAT) aman untuk kehamilan, kecuali streptomisin. Streptomisin tidak dapat dipakai pada kehamilan karena bersifat permanent ototoxic dan dapat menembus barier placenta. Keadaan ini dapat mengakibatkan terjadinya gangguan pendengaran dan keseimbangan yang menetap pada bayi yang akan dilahirkan.

    Perlu dijelaskan kepada ibu hamil bahwa keberhasilan pengobatannya sangat penting artinya supaya proses kelahiran dapat berjalan lancar dan bayi yang akan dilahirkan terhindar dari kemungkinan tertular TB.

    b. Ibu menyusui dan bayinya
    Pada prinsipnya pengobatan TB pada ibu menyusui tidak berbeda dengan pengobatan pada umumnya. Semua jenis OAT aman untuk ibu menyusui. Seorang ibu menyusui yang menderita TB harus mendapat paduan OAT secara adekuat. Pemberian OAT yang tepat merupakan cara terbaik untuk mencegah penularan kuman TB kepada bayinya. Ibu dan bayi tidak perlu dipisahkan dan bayi tersebut dapat terus disusui. Pengobatan pencegahan dengan INH diberikan kepada bayi tersebut sesuai dengan berat badannya.

    c. Penderita TB pengguna kontrasepsi
    Rifampisin berinteraksi dengan kontrasepsi hormonal (pil KB, suntikan KB, susuk KB), sehingga dapat menurunkan efektifitas kontrasepsi tersebut. Seorang penderita TB sebaiknya mengggunakan kontrasepsi non-hormonal, atau kontrasepsi yang mengandung estrogen dosis tinggi (50 mcg).

    d. Penderita TB dengan infeksi HIV/AIDS
    Tatalaksana pengobatan TB pada penderita dengan infeksi HIV/AIDS adalah sama seperti penderita TB lainnya. Obat TB pada penderita HIV/AIDS sama efektifnya dengan penderita TB yang tidak disertai HIV/AIDS.

    Prinsip pengobatan penderita TB-HIV adalah dengan mendahulukan pengobatan TB. Pengobatan ARV(antiretroviral) dimulai berdasarkan stadium klinis HIV sesuai dengan standar WHO. Penggunaan suntikan Streptomisin harus memperhatikan Prinsip-prinsip Universal Precaution (Kewaspadaan Keamanan Universal) Pengobatan penderita TB-HIV sebaiknya diberikan secara terintegrasi dalam satu UPK untuk menjaga kepatuhan pengobatan secara teratur.

    Penderita TB yang berisiko tinggi terhadap infeksi HIV perlu dirujuk ke pelayanan VCT (Voluntary Counceling and Testing = Konsul sukarela dengan test HIV).

    e. Penderita TB dengan hepatitis akut
    Pemberian OAT pada penderita TB dengan hepatitis akut dan atau klinis ikterik, ditunda sampai hepatitis akutnya mengalami penyembuhan. Pada keadaan dimana pengobatan Tb sangat diperlukan dapat diberikan streptomisin (S) dan Etambutol (E) maksimal 3 bulan sampai hepatitisnya menyembuh dan dilanjutkan dengan Rifampisin (R) dan Isoniasid (H) selama 6 bulan.

    f. Penderita TB dengan kelainan hati kronik
    Bila ada kecurigaan gangguan faal hati, dianjurkan pemeriksaan faal hati sebelum pengobatan Tb. Kalau SGOT dan SGPT meningkat lebih dari 3 kali OAT tidak diberikan dan bila telah dalam pengobatan, harus dihentikan. Kalau peningkatannya kurang dari 3 kali, pengobatan dapat dilaksanakan atau diteruskan dengan pengawasan ketat. Penderita dengan kelainan hati, Pirasinamid (Z) tidak boleh digunakan. Paduan OAT yang dapat dianjurkan adalah 2RHES/6RH atau 2HES/10HE.

    g. Penderita TB dengan gagal ginjal
    Isoniasid (H), Rifampisin (R) dan Pirasinamid (Z) dapat di ekskresi melalui empedu dan dapat dicerna menjadi senyawa-senyawa yang tidak toksik. OAT jenis ini dapat diberikan dengan dosis standar pada penderita-penderita dengan gangguan ginjal.

    Streptomisin dan Etambutol diekskresi melalui ginjal, oleh karena itu hindari penggunaannya pada penderita dengan gangguan ginjal. Apabila fasilitas pemantauan faal ginjal tersedia, Etambutol dan Streptomisin tetap dapat diberikan dengan dosis yang sesuai faal ginjal. Paduan OAT yang paling aman untuk penderita dengan gagal ginjal adalah 2HRZ/4HR.

    h. Penderita TB dengan Diabetes Melitus
    Diabetes harus dikontrol. Penggunaan Rifampisin dapat mengurangi efektifitas obat oral anti diabetes (sulfonil urea) sehingga dosis obat anti diabetes perlu ditingkatkan. Insulin dapat digunakan untuk mengontrol gula darah, setelah selesai pengobatan TB, dilanjutkan dengan anti diabetes oral. Pada penderita Diabetes Mellitus sering terjadi komplikasi retinopathy diabetika, oleh karena itu hati-hati dengan pemberian etambutol, karena dapat memperberat kelainan tersebut.

    i. Penderita TB yang perlu mendapat tambahan kortikosteroid
    Kortikosteroid hanya digunakan pada keadaan khusus yang membahayakan jiwa penderita seperti:
    • Meningitis TB
    • TB milier dengan atau tanpa meningitis
    • TB dengan Pleuritis eksudativa
    • TB dengan Perikarditis konstriktiva.

    Selama fase akut prednison diberikan dengan dosis 30-40 mg per hari, kemudian diturunkan secara bertahap. Lama pemberian disesuaikan dengan jenis penyakit dan kemajuan pengobatan.

    j. Indikasi operasi
    Penderita-penderita yang perlu mendapat tindakan operasi (reseksi paru), adalah:
    1) Untuk TB paru:
    • Penderita batuk darah berat yang tidak dapat diatasi dengan cara konservatif.
    • Penderita dengan fistula bronkopleura dan empiema yang tidak dapat diatasi secara konservatif.
    • Penderita MDR TB dengan kelainan paru yang terlokalisir.

    2) Untuk TB ekstra paru:
    • Penderita TB ekstra paru dengan komplikasi, misalnya penderita TB tulang yang disertai kelainan neurologik.

    Atasi Sulit Makan pada Si Kecil

    Atasi Sulit Makan pada Si Kecil


    Permasalahan sulitnya si kecil makan merupakan masalah yang sebagian besar dialami orang tua. Mungkin anda juga mengalaminya. Dalam rangka menyambut hari anak nasional 2009, Fonterra Brand menyelenggarakan talk show dan kontes anak dengan tema kiat mengatasi sulit makan pada si kecil. Orang tua yang memiliki anak dengan permasalahan sulit makan harus segera mengatasinya. Sulit makan pada anak dikhawatirkan dapat menyebabkan anak kekurangan nutrisi dalam perkembangannya. Jika kondisi sulit makan dibiarkan berlarut-larut, dikhawatirkan status gizi anak menjadi rendah (malnutrisi) sehingga proses tumbuh kembang tidak optimal.

    Seorang anak mengalami periode emas pada 30 bulan pertama kehidupannya. Pada periode emas ini pertumbuhan anak sangat cepat, tidak terkecuali otak. Bila terjadi kekurangan nutrisi pada masa-masa tersebut akan berakibat perkembangan yang tidak optimal terutama perkembangan otak yang akan berpengaruh kepada kecerdasan anak.


    “Makanan adalah bahan yang dapat dimakan dan mengandung komponen yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan tubuh untuk pertumbuhan atau menjaga kondisi tubuh yang sehat. Pada dasarnya makan terdiri dari air, zat gizi serta bahan tambahan.“ demikian dikatakan dr. Nita Ratna Dewanti, SpA dalam acara Kids Contest dan healthy talk show yang diselenggarakan PT Fonterra Brands Indonesia dan RS Ramsay Bintaro International.

    “Zat gizi terdiri dari zat makro dan zat mikro. Yang termasuk zat makro yaitu lemak, karbohidrat dan protein. Sedangkan zat mikro yaitu vitamin dan mineral serta air. Fungsi makanan diantaranya untuk memberikan energi (lemak, karbohidrat, protein), sebagai pertahanan tubuh, serta penting untuk pertumbuhan (protein, vitamin dan mineral, air)“ lanjut dokter spesialis anak RS Ramsay Bintaro International ini.

    Salah satu nutrisi penting yang diperlukan adalah susu. Rekomendasi American Academic of Pediatrics (AAP) menyatakan, 300-455 kcal dari susu sapi dalam 1 hari. Ini berarti memenuhi sekitar 50% dari kebutuhan kalorinya per hari dari susu sapi. Selebihnya diperoleh dari makanan padat. Anak usia 1 tahun membutuhkan 1000 kkalori setiap harinya, dianjurkan 340 – 455 kkalori didapatkan dari susu, sisanya didapatkan dari makanan padat lainnya.



    Tentang kesulitan makan anak, dr. Nita mengungkapkan bahwa penolakan anak usia ini terhadap makanan mungkin saja terjadi karena organ-organ pencernaan anak memang belum siap menerima makanan yang diberikan. Hal ini dapat disebabkan karena tekstur makanan yang terlalu kasar atau terlalu kental, bahkan bisa disebabkan karena porsi makanan tidak sesuai dengan kemampuan menelan bayi, paparnya.

    Psikolog anak RS Ramsay International Bintaro Dra.Niniek A.Bawani mengatakan, terdapat beberapa kendala yang terjadi pada tahapan usia yang berbeda. Pada bayi berusia mulai 6 bulan (sudah mendapatkan makanan tambahan), si kecil mungkin sering menyembur atau melepeh makanannya atau tak mau menelan makannya. Pada usia batita, mengemut makanan menjadi salah satu kendala. “Kerja sama yang baik dari orang tua, pengasuh dan dokter anak diperlukan dalam menelusuri penyebab perilaku sulit makan pada anak. Misalnya menyemburkan atau melepeh makanan pada bayi mungkin terjadi karena pemberian makanan pendamping ASI yang terlalu cepat atau bisa juga terlalu lambat,” ungkap Dra.Niniek lebih lanjut.


    Berikut tips yang dapat dilakukan orang tua untuk mengatasi anak sulit makan :
    • Sejak usia 6 bulan, bayi dan balita mulai diberikan makanan tambahan atau makanan pendamping ASI. Berikan makanan ini secara perlahan.
    • Orang tua mengenalkan setiap jenis makanan padat satu-persatu dengan jumlah sedikit demi sedikit dalam beberapa hari. Hal ini membantu anak dalam beradaptasi dengan rasa dan tekstur makanan.
    • Berikanlah contoh perilaku makan yang baik pada anak. Salah satu penyebab kesulitan makanan yang sering ditemui adalah perilaku makan di dalam rumah sendiri. Orang tua seringkali tidak memberikan contoh cara makan yang baik, misalnya makan sambil menelepon atau nonton teve.
    • Variasi makanan, cita rasa dan tampilannya juga memegang peranan penting dalam memberi makanan pada anak. Jenis makanan yang itu-itu saja dan tampilan makanan yang membosankan akan menurunkan semangat anak untuk makan.
    • Makan terjadwal. Pemberian jadwal makanan disarankan konstan dan berkesinambungan guna membentuk kedisiplinan anak.
    • Suasana makan yang menyenangkan. Menciptakan suasana yang menyenangkan pada waktu makan dapat membantu mengatasi kondisi anak sulit makan. Jangan pernah memaksa anak dalam bentuk apapun, sebaiknya orang tua memberikan contoh bagaimana cara makan yang baik.

    Rabu, 04 Agustus 2010

    Lindungi Remaja dari Bahaya Rokok

    Lindungi Remaja dari Bahaya Rokok

    Rokok adalah produk yang berbahaya & adiktif (menimbulkan ketergantungan) karena didalam rokok terdapat 4000 bahan kimia berbahaya yang 69 diantaranya merupakan zat karsinogenik (dapat menimbulkan kanker). Zat-zat berbahaya yang terkandung didalam rokok antara lain : tar, karbon monoksida, sianida, arsen, formalin, nitrosamine dll.

    Efek rokok terhadap kesehatan sendiri sangat membahayakan, akibat kandungan berbagai bahan kimia berbahaya yang ada di dalam rokok maka dengan merokok sama saja kita memasukkan bahan-bahan berbahaya tersebut ke dalam tubuh kita. Penyakit-penyakit yang diketahui dapat disebabkan oleh rokok antara lain : kanker tenggorokan, kanker paru-paru, kanker lambung, penyakit jantung koroner, pneumonia, gangguan sistem reproduksi dll.

    Tetapi walaupun rokok sudah banyak diketahui bahayanya & menimbulkan banyak penyakit , masih banyak saja orang yang tetap merokok. Salah satu alasannya adalah kandungan nikotin di dalam rokok akan menimbulkan kecanduan bagi para penghisapnya sehingga apabila mereka tidak merokok, mereka akan merasakan gangguan seperti gelisah, berkeringat dingin, sakit perut dll. Kemudian ketika mereka merokok kembali & nikotin telah menyentuh otak lagi, barulah mereka akan merasa tenang & dapat berkonsentrasi.

    Oleh sebab itu banyak perokok yang akan terus menjadi perokok seumur hidupnya, walaupun apabila mereka mempunyai keinginan yang kuat untuk berhenti, mereka sulit menghentikan kecanduan mereka terhadap rokok. Salah satu hal lain yang turut menjadi keprihatinan adalah jumlah perokok yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, hal ini berarti bahwa terdapat pertambahan perokok baru setiap saat yang kemungkinan besar akan terus menjadi perokok aktif seumur hidupnya. Perokok baru tersebut sebagaian besar adalah anak-anak & remaja.

    Berdasarkan data Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) yang dilakukan oleh BPS (Badan Pusat Statistik) pada tahun 2001 & 2004 didapatkan kenaikan pada jumlah perokok baik dewasa maupun anak-anak di Indonesia. Dimana kenaikan berarti terjadi pada perokok perempuan (baik dewasa ataupun remaja) serta anak-anak. Pada tahun 2001 jumlah perokok perempuan dewasa di Indonesia adalah 1,3 % yang kemudian pada tahun 2004 angka tersebut naik menjadi 4,5 % (naik 3,5x) kemudian untuk perempuan remaja (usia 15-19 tahun) pada tahun 2001 sebanyak 0,2 % naik menjadi 1,9 % pada tahun 2004 (naik 9,5x). Untuk perokok anak-anak sendiri (usia 5-9 tahun) pada tahun 2001 sebesar 0,4 % naik menjadi 1,8 % pada tahun 2004 (naik > 4x).

    Hal ini tentu menjadi keprihatinan bagi kita semua karena bila dilihat berdasarkan statistik pengguna rokok tersebut didapatkan peningkatan jumlah perokok aktif dari waktu ke waktu. Bisa dilihat bahkan anak-anak seusia 5 tahun pun sudah mulai mengenal rokok & kemungkinan besar akan menjadi perokok aktif sepanjang hidupnya yang tentu saja akan membuatnya lebih lama terkena bahaya rokok & lebih rentan pula untuk terkena penyakit karena rokok.


    Salah satu penyebab kenapa perokok baru terus bertambah adalah karena gencarnya iklan rokok yang beredar di masyarakat, ditambah dengan adanya image yang dibentuk oleh iklan rokok tersebut sehingga terlihat seakan orang yang merokok adalah orang yang sukses & tangguh yang dapat melalui rintangan apapun.

    Iklan, promosi ataupun sponsor kegiatan yang dilakukan oleh para produsen rokok merupakan sarana yang sangat ampuh untuk mempengaruhi remaja & anak-anak. Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Hamka beserta Komnas Anak pada tahun 2007 memperlihatkan bahwa sebanyak 99,7 % anak melihat iklan rokok di televisi, dimana 68 % mengatakan memiliki kesan positif terhadap iklan rokok tersebut & 50 % mengatakan menjadi lebih percaya diri seperti di iklan.

    Untuk remaja, pengaruh pergaulan teman sebaya juga turut menjadi andil untuk pertumbuhan perokok baru. Terkadang remaja menjadi perokok pemula karena adanya desakan dari teman-teman mereka untuk dapat diterima dalam pergaulan ataupun supaya dapat dipandang lebih keren oleh lawan jenisnya. Para remaja tersebut tentu belum mengerti benar mengenai bahaya yang dapat disebabkan oleh rokok ataupun penyakit yang dapat timbul karena rokok. Hal ini tentu harus menjadi perhatian tersendiri bagi para orang tua untuk dapat memberi pemahaman terhadap anak-anaknya.


    Pada remaja, masalah kesehatan jangka pendek termasuk diantaranya penyakit yang dapat timbul akibat rokok adalah gangguan pernafasan, kecanduan nikotin serta meningkatnya resiko untuk menggunakan bahan berbahaya lain termasuk obat terlarang. Sedangkan masalah jangka panjangnya adalah kenyataan bahwa sekali orang telah menjadi perokok aktif maka biasanya akan terus menjadi perokok aktif sepanjang hidupnya.

    Berikut beberapa masalah lain yang dapat timbul akibat bahaya rokok :
    • Perokok mempunyai fungsi paru-paru yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang bukan perokok.
    • Merokok mengurangi pertumbuhan paru-paru.
    • Pada orang dewasa, penyakit yang disebabkan oleh rokok adalah penyakit jantung & stroke. Penelitian menunjukkan bahwa hal tersebut juga mulai terlihat pada remaja yang menggunakan rokok.
    • Merokok dapat menurunkan performa & daya tahan tubuh para remaja, bahkan pada remaja yang aktif berolahraga.
    • Secara rata-rata, orang yang merokok 1 bungkus atau lebih setiap harinya berkurang hidupnya selama 7 tahun dibandingkan orang yang tidak merokok.
    • Merokok sejak usia dini akan meningkatkan resiko untuk terkena kanker paru-paru. Untuk penyakit lain karena rokok maka resikonya juga akan semakin meningkat apabila terus merokok.
    • Remaja yang menggunakan rokok mempunyai kemungkinan 3x lebih banyak dibandingkan mereka yang tidak merokok untuk menggunakan alkohol, 8x lebih banyak untuk menghisap ganja serta 22x lebih banyak untuk menggunakan kokain. Merokok juga sering dihubungkan dengan terjadinya kelakukan beresiko lain seperti berkelahi ataupun melakukan hubungan seksual secara dini. Bahaya merokok pada remaja dengan kata lain memberi efek buruk lebih dini.

    Berikut tips dari mayoclinic untuk membantu remaja agar dapat menjauhi rokok :
    1. Pahami ketertarikan yang dapat ditimbulkan oleh rokok.
    Terkadang remaja melihat rokok sebagai suatu bentuk pemberontakan atau sebagai cara untuk dapat diterima oleh teman-temannya. Untuk mengetahui lebih jelas ajaklah anak berdiskusi mengenai rokok termasuk pandangannya mengenai rokok tersebut.
    2. Katakan tidak pada rokok.
    Mungkin terkadang para orang tua merasa bahwa anak tidak pernah mendengarkan ucapan mereka, tetapi jangan patah semangat. Tetaplah katakan tidak pada rokok & bilang bahwa tindakan tersebut tidak dapat diterima oleh anda.
    3. Berikan contoh yang baik.
    Anak biasanya akan meniru tindakan orang terdekatnya, jadi apabila orang tua melarang anaknya untuk merokok, sebaiknya mereka pun juga tidak mengkonsumsi rokok.
    4. Rokok bukanlah hal yang keren.
    Tunjukkan pada anak bahwa merokok bukanlah sesuatu hal yang keren atau dapat dibanggakan. Rokok dapat membuat nafas menjadi bau, membuat gigi menjadi kuning, menyebabkan batuk & kehilangan tenaga untuk dapat melakukan aktifitas olahraga ataupun kegiatan lain.
    5. Rokok membuang uang.
    Merokok merupakan hal yang mahal. Bantu anak untuk menghitung pengeluaran yang harus dilakukan apabila mengkonsumsi rokok selama seminggu, sebulan ataupun setahun. Bandingkan uang tersebut dengan barang elektronik ataupun barang lain yang dapat diperoleh apabila tidak merokok.
    6. Pahami tekanan dari teman sebaya.
    Adanya teman yang merokok dapat mempengaruhi anak. Berikan mereka kepercayaan diri untuk dapat bersosialisasi dengan teman mereka tanpa merokok.
    7. Tangani kecanduan akibat rokok dengan serius.
    Banyak remaja yang percaya bahwa mereka dapat berhenti merokok kapanpun mereka mau, tetapi kenyataannya nikotin dapat membuat mereka menjadi kecanduan sama seperti pada orang dewasa.
    8. Berikan gambaran mengenai masa depan mereka.
    Anak-anak cenderung percaya bahwa mereka tidak akan terkena dampak buruk dari rokok. Tetapi masalah kesehatan seperti kanker, serangan jantung & stroke sangat beresiko dialami oleh mereka yang merokok. Berilah contoh orang yang anda kenal yang menderita karena rokok.
    9. Awasi penggunaan produk bertembakau lainnya
    Banyak jenis produk bertembakau lainnya yang dianggap lebih aman daripada rokok. Tetapi sebenarnya produks tersebut sama saja dengan rokok, dapat menimbulkan ketergantungan serta bahaya kesehatan yang sama.
    10. Ikut terlibat secara aktif.
    Aktiflah untuk ikut terlibat dalam kegiatan pencegahan rokok baik di sekolah ataupun lingkungan rumah.
    Apabila anak anda sudah terlanjur untuk merokok, jangan mengancam dengan memberi ultimatum untuk berhenti merokok. Sebaiknya dukung dia, cari tahu alasan kenapa mereka merokok kemudian diskusikan mengenai langkah yang dapat diambil untuk membantu mereka berhenti merokok.

    TB Paru

    TUBERKULOSIS


    Latar belakang
    Micobacterium tuberculosis (TB) telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia, menurut WHO sekitar 8 juta penduduk dunia diserang TB dengan kematian 3 juta orang per tahun (WHO, 1993). Di negara berkembang kematian ini merupakan 25% dari kematian penyakit yang sebenarnya dapat diadakan pencegahan. Diperkirakan 95% penderita TB berada di negara-negara berkembang Dengan munculnya epidemi HIV/AIDS di dunia jumlah penderita TB akan meningkat. Kematian wanita karena TB lebih banyak dari pada kematian karena kehamilan, persalinan serta nifas (WHO). WHO mencanangkan keadaan darurat global untuk penyakit TB pada tahun 1993 karena diperkirakan sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman TB.
    Di Indonesia TB kembali muncul sebagai penyebab kematian utama setelah penyakit jantung dan saluran pernafasan. Penyakit TB paru, masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 1995 menunjukkan bahwa tuberkulosis merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernapasan pada semua golongan usia dan nomor I dari golongan infeksi. Antara tahun 1979 ? 1982 telah dilakukan survey prevalensi di 15 propinsi dengan hasil 200-400 penderita tiap 100.000 penduduk.
    Diperkirakan setiap tahun 450.000 kasus baru TB dimana sekitar 1/3 penderita terdapat disekitar puskesmas, 1/3 ditemukan di pelayanan rumah sakit/klinik pemerintahd an swasta, praktek swasta dan sisanya belum terjangku unit pelayanan kesehatan. Sedangkan kematian karena TB diperkirakan 175.000 per tahun.
    Penyakit TB menyerang sebagian besar kelompok usia kerja produktif, penderita TB kebanyakan dari kelompok sosio ekonomi rendah. Dari 1995-1998, cakupan penderita TB Paru dengan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse Chemotherapy) -atau pengawasan langsung menelan obat jangka pendek/setiap hari- baru mencapai 36% dengan angka kesembuhan 87%. Sebelum strategi DOTS (1969-1994) cakupannya sebesar 56% dengan angka kesembuhan yang dapat dicapai hanya 40-60%. Karena pengobatan yang tidak teratur dan kombinasi obat yang tidak cukup dimasa lalu kemungkinan telah timbul kekebalan kuman TB terhadap OAT (obat anti tuberkulosis) secara meluas atau multi drug resistance (MDR).

    Definisi :
    Penyakit Tuberkulosis: adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis), sebagian besar kuman TB menyerang Paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.
    Kuman Tuberkulosis :
    Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu taha terhadap asam pada pewarnaan, Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA), kuman TB cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat Dormant, tertidur lama selama beberapa tahun.

    Cara Penularan :
    Sumber penularana adalah penderita TB BTA positif. Pada waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman keudara dalam bentuk Droplet (percikan Dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan diudara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernapasan. Selama kuman TB masuk kedalam tubuh manusia melalui pernapasan, kuman TB tersebut dapat menyebar dari paru kebagian tubuh lainnya, melalui sistem peredaran darah, sistem saluran linfe,saluran napas, atau penyebaran langsung kebagian-nagian tubuh lainnya.
    Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak, makin menular penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak negatif (tidak terlihat kuman), maka penderita tersebut dianggap tidak menular.
    Kemungkinan seseorang terinfeksi TB ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.

    Resiko Penularan :
    Resiko penularan setiap tahun (Annual Risk of Tuberculosis Infection = ARTI) di Indonesia dianggap cukup tinggi dan berfariasi antara 1 ? 2 %. Pada daerah dengan ARTI sebesar 1 %, berarti setiap tahun diantara 1000 penduduk, 10 (sepuluh) orang akan terinfeksi. Sebagian besar dari orang yang terinfeksi tidak akan menjadi penderita TB, hanya 10 % dari yang terinfeksi yang akan menjadi penderita TB. Dari keterangan tersebut diatas, dapat diperkirakan bahwa daerah dengan ARTI 1 %, maka diantara 100.000 penduduk rata-rata terjadi 100 (seratus) penderita tuberkulosis setiap tahun, dimana 50 % penderita adalah BTA positif. Faktor yang mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi penderita TB adalah daya tahan tubuh yang rendah; diantaranya karena gizi buruk atau HIV/AIDS.

    Riwayat terjadinya Tuberkulosis

    Infeksi Primer :
    Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman TB. Droplet yang terhirup sangat kecil ukurannya, sehingga dapat melewati sistem pertahanan mukosillier bronkus, dan terus berjalan sehinga sampai di alveolus dan menetap disana. Infeksi dimulai saat kuman TB berhasil berkembang biak dengan cara pembelahan diri di Paru, yang mengakibatkan peradangan di dalam paru, saluran linfe akan membawa kuma TB ke kelenjar linfe disekitar hilus paru, dan ini disebut sebagai kompleks primer. Waktu antara terjadinya infeksi sampai pembentukan kompleks primer adalah 4 ? 6 minggu.
    Adanya infeksi dapat dibuktikan dengan terjadinya perubahan reaksi tuberkulin dari negatif menjadi positif.
    Kelanjutan setelah infeksi primer tergantung kuman yang masuk dan besarnya respon daya tahan tubuh (imunitas seluler). Pada umumnya reaksi daya tahan tubuh tersebut dapat menghentikan perkembangan kuman TB. Meskipun demikian, ada beberapa kuman akan menetap sebagai kuman persister atau dormant (tidur). Kadang-kadang daya tahan tubuh tidak mampu mengehentikan perkembangan kuman, akibatnya dalam beberapa bulan, yang bersangkutan akan menjadi penderita Tuberkulosis. Masa inkubasi, yaitu waktu yang diperlukan mulai terinfeksi sampai menjadi sakit, diperkirakan sekitar 6 bulan.

    Tuberkulosis Pasca Primer (Post Primary TB) :
    Tuberkulosis pasca primer biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau tahun sesudah infeksi primer, misalnya karena daya tahan tubuh menurun akibat terinfeksi HIV atau status gizi yang buruk. Ciri khas dari tuberkulosis pasca primer adalah kerusakan paru yang luas dengan terjadinya kavitas atau efusi pleura.
    Komplikasi Pada Penderita Tuberkulosis :
    Komplikasi berikut sering terjadi pada penderita stadium lanjut :

    Hemoptisis berat (perdarahan dari saluran napas bawah) yang dapat mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau tersumbatnya jalan napas.
    Kolaps dari lobus akibat retraksi bronkial.
    Bronkiectasis dan Fibrosis pada paru.
    Pneumotoraks spontan: kolaps spontan karena kerusakan jaringan paru.
    Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, persendian, ginjal dan sebagainya.
    Insufisiensi Kardio Pulmoner (Cardio Pulmonary Insufficiency).
    Penderita yang mengalami komplikasi berat perlu dirawat inap di rumah sakit.
    Penderita TB paru dengan kerusakan jaringan luas yang telah sembuh (BTA negatif) masih bisa mengalami batuk darah. Keadaan ini seringkali dikelirukan dengan kasus kambuh. Pada kasus seperti ini, pengobatan dengan OAT tidak diperlukan, tapi cukup diberikan pengobatan simptomatis. Bila perdarahan berat, penderita harus dirujuk ke unit spesialistik.

    Perjalanan Alamiah TB yang Tidak Diobati :
    Tanpa pengobatan, setelah lima tahun, 50 % dari penderita TB akan meninggal, 25 % akan sembuh sendiri dengan daya tahan tubuh tinggi, dan 25 % sebagai ?kasus Kronik? yang tetap menular (WHO 1996).

    Pengaruh Infeksi HIV :
    Infeksi HIV mengakibatkan kerusakan luas sistem daya tahan tubuh seluler (Cellular Immunity), sehingga jika terjadi infeksi oportunistik, seperti tuberkulosis, maka yang bersangkutan akan menjadi sakit parah bahkan mengakibatkan kematian. Bila jumlah orang terinfeksi HIV meningkat, maka jumlah penderita TB akan meningkat, dengan demikian penularan TB di masyarakat akan meningkat pula.

    Gejala - gejala Tuberkulosis
    Gejala Umum :
    Batuk terus menerus dan berdahak selama 3 (tiga) minggu atau lebih.
    Gejala Lain Yang Sering Dijumpai :
    Dahak bercampur darah.
    Batuk darah.
    Sesak napas dan rasa nyeri dada.
    Badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan turun, rasa kurang enak badan (malaise), berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari sebulan.

    Penemuan pederita Tuberkulosis (TB)
    Penemuan Penderita Tuberkulosis Pada Orang Dewasa.
    Penemuan penderita TB dilakukan secara Pasif, artinya penjaringan tersangka penderita dilaksanakan pada mereka yang datang berkunjung ke unit pelayanan kesehatan. Penemuan secara pasif tersebut didukung dengan penyuluhan secara aktif, baik oleh petugas kesehatan maupun masyarakat, untuk meningkatkan cakupan penemuan tersangka penderita. Cara ini biasa dikenal dengan sebutan Passive Promotive Case Finding
    Selain itu, semua kontak penderita TB paru BTA positif dengan gejala sama, harus diperiksa dahaknya. Seorang petugas kesehatan diharapkan menemukan tersangka penderita sedini mungkin, mengingat tuberkulosis adalah penyakit menular yang dapat mengakibatkan kematian.Semua tersangka penderita harus diperiksa 3 spesimen dahak dalam waktu 2 hari berturut-turut, yaitu sewaktu ? pagi ? sewaktu (SPS).
    Penemuan Penderita Tuberkulosis Pada Anak.
    Penemuan penderita tuberkulosis pada anak merupakan hal yang sulit. Sebagian besar diagnosis tuberkulosis anak didasarkan atas gambaran klinis, gambaran radiologis dan uji tuberkulin.

    Diagnosis Tuberkulosis (TB)
    Diagnosis Tuberkulosis Pada Orang Dewasa.
    Diagnosis TB paru pada orang dewasa dapat ditegakkan dengan ditemukannya BTA pada pemeriksaan dahak secara mikroskopis. Hasil pemeriksaan dinyatakan positif apabila sedikitnya dua dari tiga SPS BTA hasilnya positif.
    Bila hanya 1 spesimen yang positif perlu diadakan pemeriksaan lebih lanjut yaitu foto rontgen dada atau pemeriksaan spesimen SPS diulang.
    Kalau hasil rontgen mendukung TB, maka penderita diidagnosis sebagai penderita TB BTA positif.
    Kalau hasil rontgen tidak mendukung TB, maka pemeriksaan lain, misalnya biakan.
    Apabila fasilitas memungkinkan, maka dapat dilakukan pemeriksaan lain, misalnya biakan.
    Bila tiga spesimen dahak negatif, diberikan antibiotik spektrum luas (misalnya kotrimoksasol atau Amoksisilin) selama 1 ? 2 minggu. Bila tidak ada perubahan, namun gejala klinis tetap mencurigakan TB, ulangi pemeriksaan dahak SPS :
    Kalau hasil SPS positif, didiagnosis sebagai penderita TB BTA positif.
    Kalau hasil SPS tetap negatif, lakukan pemriksaan foto rontgen dada, untuk mendukung diagnosis TB.
    - Bila hasil rontgen mendukung TB, diagnosis sebagai penderita TB BTA negatif rontgen positif.
    - Bila hasil ropntgen tidak mendukung TB, penderita tersebut bukan TB.

    UPK yang tidak memiliki fasilitas rontgen, penderita dapat dirujuk untuk difoto rontgen dada.

    ALUR DIAGNOSIS TUBERKULOSIS PARU PADA ORANG DEWASA
    Di Indonesia, pada saat ini, uji tuberkulin tidak mempunyai arti dalam menentukan diagnosis TB pada orang dewasa, sebab sebagian besar masyarakat sudah terinfeksi dengan Mycobacterium Tuberculosis Karena tingginya prevalensi TB. Suatu uji tuberkulin positif hanya menunjukkan bahwa yang bersangkutan pernah terpapar dengan Mycobacterium Tuberculosis . Dilain pihak, hasil uji tuberkulin dapat negatif meskipun orang tersebut menderita tuberkulosis. Misalnya pada penderita HIV / AIDS, malnutrisi berat, TB milier dan Morbili.

    Refleksi Hari TBC Sedunia
    Setiap tanggal 24 Maret diperingati sebagai hari Tuberkulosis (TBC) sedunia. Tahun ini peringatan hari TBC sedunia bertemakan "Every Breath Counts, Stop TB Now!". Tema ini menekankan pada kata "breath" yang tidak hanya berarti pernapasan, tetapi juga merupakan pusat dari segala aktivitas manusia. Sehingga, rusaknya "breath" karena TBC akan mengakibatkan rusaknya segala aktivitas manusia. Tema ini sekali lagi mengingatkan kita akan bahaya TBC dan urgensi pemberantasannya. Dalam rangka memperingati hari TBC ini juga dilakukan "2nd Stop TBC Partners", forum dan kampanye Stop TBC untuk 2004-2005 yang diselenggarakan di New Delhi.

    Pembunuh massal
    Tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa bakteri mycobacterium tuberculosis yang menyebabkan TBC adalah bekteri pembunuh massal. WHO memperkirakan bakteri ini membunuh sekitar 2 juta jiwa setiap tahunnya. Antara tahun 2002-2020 diperkirakan sekitar 1 miliar manusia akan terinfeksi. Dengan kata lain pertambahan jumlah infeksi lebih dari 56 juta tiap tahunnya. Biasanya 5-10 persen di antara infeksi berkembang menjadi penyakit, dan 40 persen di antara yang berkembang menjadi penyakit berakhir dengan kematian.
    Jika dihitung, pertambahan jumlah pasien TBC akan bertambah sekitar 2,8-5,6 juta setiap tahun, dan 1,1-2,2 juta jiwa meninggal setiap tahun karena TBC. Perkiraan WHO, yakni 2 juta jiwa meninggal tiap tahun, adalah berdasarkan perhitungan ini. Angka ini adalah angka yang besar, karena 2-4 orang terinfeksi setiap detik, dan hampir 4 orang setiap menit meninggal karena TBC ini. Kecepatan penyebaran TBC bisa meningkat lagi sesuai dengan peningkatan penyebaran HIV/AIDS dan munculnya bakteri TBC yang resisten terhadap obat.
    Selain itu migrasi manusia juga mempercepat penyebaran TBC. Di Amerika Serikat, hampir 40 persen dari penderita TBC adalah orang yang lahir di luar negeri. Mereka imigrasi ke Amerika dan menjadi sumber penyebaran TBC. Begitu juga dengan meningkatnya jumlah pengungsi akibat perang dengan lingkungan yang tidak sehat sehingga memudahkan penyebaran TBC. Diperkirakan sebanyak 50 persen dari pengungsi di dunia berpeluang terinfeksi TBC.
    Di kawasan Asia Tenggara, data WHO (http:www.whosea.org) menunjukan bahwa TBC membunuh sekitar 2.000 jiwa setiap hari. Dan sekitar 40 persen dari kasus TBC di dunia berada di kawasan Asia Tenggara. Dua di antara tiga negara dengan jumlah penderita TBC terbesar di dunia, yaitu India dan Indonesia, berada di wilayah ini. Indonesia berada di bawah India, dengan jumlah penderita terbanyak di dunia, diikuti Cina di peringkat kedua.
    Dibandingkan dengan penyakit menular lainnya, TBC juga menjadi pembunuh nomor satu di kawasan ini, di mana jumlahnya 2-3 kali jumlah kematian yang disebabkan oleh HIV/AIDS yang berada di peringkat kedua. Sementara itu, penyakit tropis seperti demam berdarah dengue (DBD) tidak sampai sepersepuluhnya. Kita bisa membayangkan betapa seriusnya masalah TBC ini.
    Karena itu, perlu kita sadari kembali bahwa TBC adalah penyakit yang sangat perlu mendapat perhatian untuk ditanggulangi. Karena bakteri mycobacterium tuberculosis sangat mudah menular melalui udara pada saat pasien TBC batuk atau bersin, bahkan pada saat meludah dan berbicara. Satu penderita bisa menyebarkan bakteri TBC ke 10-15 orang dalam satu tahun.
    Berdasarkan data Rumah Sakit "Prof DR Sulianti Saroso" (http:www.infeksi.com), di Indonesia tiap tahun terdapat 583 ribu kasus dan 140 ribu di antaranya meninggal dunia. Jika dihitung, setiap hari 425 orang meninggal akibat TBC di Indonesia. Kalau 1 orang pasien bisa menularkan ke 10 orang, pada tahun berikutnya jumlah yang tertular adalah 5,8 juta orang. Karena itu, jelaslah bahwa TBC adalah pembunuh massal yang harus diberantas.

    Terapi TBC
    Karena yang menjadi sumber penyebaran TBC adalah penderita TBC itu sendiri, pengontrolan efektif TBC mengurangi pasien TBC tersebut. Ada dua cara yang tengah dilakukan untuk mengurangi penderita TBC saat ini, yaitu terapi dan imunisasi. Untuk terapi, WHO merekomendasikan strategi penyembuhan TBC jangka pendek dengan pengawasan langsung atau dikenal dengan istilah DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse Chemotherapy). Dalam strategi ini ada tiga tahapan penting, yaitu mendeteksi pasien, melakukan pengobatan, dan melakukan pengawasan langsung.
    Deteksi atau diagnosa pasien sangat penting karena pasien yang lepas dari deteksi akan menjadi sumber penyebaran TBC berikutnya. Seseorang yang batuk lebih dari 3 minggu bisa diduga mengidap TBC. Orang ini kemudian harus didiagnosa dan dikonfirmasikan terinfeksi kuman TBC atau tidak. Sampai saat ini, diagnosa yang akurat adalah dengan menggunakan mikroskop. Diagnosa dengan sinar-X kurang spesifik, sedangkan diagnosa secara molekular seperti Polymerase Chain Reaction (PCR) belum bisa diterapkan.
    Jika pasien telah diidentifikasi mengidap TBC, dokter akan memberikan obat dengan komposisi dan dosis sesuai dengan kondisi pasien tersebut. Adapun obat TBC yang biasanya digunakan adalah isoniazid, rifampicin, pyrazinamide, streptomycin, dan ethambutol. Untuk menghindari munculnya bakteri TBC yang resisten, biasanya diberikan obat yang terdiri dari kombinasi 3-4 macam obat ini.
    Dokter atau tenaga kesehatan kemudian mengawasi proses peminuman obat serta perkembangan pasien. Ini sangat penting karena ada kecendrungan pasien berhenti minum obat karena gejalanya telah hilang. Setelah minum obat TBC biasanya gejala TBC bisa hilang dalam waktu 2-4 minggu. Walaupun demikian, untuk benar-benar sembuh dari TBC diharuskan untuk mengkonsumsi obat minimal selama 6 bulan. Efek negatif yang muncul jika kita berhenti minum obat adalah munculnya kuman TBC yang resisten terhadap obat. Jika ini terjadi, dan kuman tersebut menyebar, pengendalian TBC akan semakin sulit dilaksanakan.
    DOTS adalah strategi yang paling efektif untuk menangani pasien TBC saat ini, dengan tingkat kesembuhan bahkan sampai 95 persen. DOTS diperkenalkan sejak tahun 1991 dan sekitar 10 juta pasien telah menerima perlakuan DOTS ini. Di Indonesia sendiri DOTS diperkenalkan pada tahun 1995 dengan tingkat kesembuhan 87 persen pada tahun 2000 (http:www.who.int). Angka ini melebihi target WHO, yaitu 85 persen, tapi sangat disayangkan bahwa tingkat deteksi kasus baru di Indonesia masih rendah. Berdasarkan data WHO, untuk tahun 2001, tingkat deteksi hanya 21 persen, jauh di bawah target WHO, 70 persen. Karena itu, usaha untuk medeteksi kasus baru perlu lebih ditingkatkan lagi.

    Imunisasi
    Pengontrolan TBC yang kedua adalah imunisasi. Imunisasi ini akan memberikan kekebalan aktif terhadap penyaki TBC. Vaksin TBC, yang dikenal dengan nama BCG terbuat dari bakteri M tuberculosis strain Bacillus Calmette-Guerin (BCG). Bakteri ini menyebabkan TBC pada sapi, tapi tidak pada manusia. Vaksin ini dikembangkan pada tahun 1950 dari bakteri M tuberculosis yang hidup (live vaccine), karenanya bisa berkembang biak di dalam tubuh dan diharapkan bisa mengindus antibodi seumur hidup. Selain itu, pemberian dua atau tiga kali tidak berpengaruh. Karena itu, vaksinasi BCG hanya diperlukan sekali seumur hidup. Di Indonesia, diberikan sebelum berumur dua bulan.
    Imunisasi TBC ini tidak sepenuhnya melindungi kita dari serangan TBC. Tingkat efektivitas vaksin ini berkisar antara 70-80 persen. Karena itu, walaupun telah menerima vaksin, kita masih harus waspada terhadap serangan TBC ini. Karena efektivitas vaksin ini tidak sempurna, secara global ada dua pendapat tentang imunisasi TBC ini. Pendapat pertama adalah tidak perlu imunisasi. Amerika Serikat adalah salah satu di antaranya. Amerika Serikat tidak melakukan vaksinasi BCG, tetapi mereka menjaga ketat terhadap orang atau kelompok yang berisiko tinggi serta melakukan diagnosa terhadap mereka. Pasien yang terdeteksi akan langsung diobati. Sistem deteksi dan diagnosa yang rapi inilah yang menjadi kunci pengontorlan TBC di AS.
    Pendapat yang kedua adalah perlunya imunisasi. Karena tingkat efektivitasnya 70-80 persen, sebagian besar rakyat bisa dilindungi dari infeksi kuman TBC. Negara-negara Eropa dan Jepang adalah negara yang menganggap perlunya imunisasi. Bahkan Jepang telah memutuskan untuk melakukan vaksinasi BCG terhadap semua bayi yang lahir tanpa melakukan tes Tuberculin, tes yang dilakukan untuk mendeteksi ada-tidaknya antibodi yang dihasikan oleh infeksi kuman TBC. Jika hasil tes positif, dianggap telah terinfeksi TBC dan tidak akan diberikan vaksin. Karena jarangnya kasus TBC di Jepang, dianggap semua anak tidak terinfeksi kuman TBC, sehingga diputuskan bahwa tes Tuberculin tidak perlu lagi dilaksanakan.
    Bagaimana dengan Indonesia? Karena Indonesia adalah negara yang besar dengan jumlah penduduk yang banyak, agaknya masih perlu melaksanakan vaksinasi BCG ini. Dengan melaksanakan vaksinasi ini, jumlah kasus dugaan (suspected cases) jauh akan berkurang, sehingga memudahkan kita untuk mendeteksi pasien TBC, untuk selanjutnya dilakukan terapi DOTS untuk pasien yang terdeteksi. Kedua pendekatan, yaitu vaksinasi dan terapi perlu dilakukan untuk memberantas TBC dari bumi Indonesia.
    : Andi Utama (Peneliti Puslit Bioteknologi-LIPI dan Pemerhati Masalah Kesehatan)


    PERANGI TBC :
    10 HAL TENTANG TBC DAN PENANGGULANGANNYA.
    10 FAKTA PENTING MENGENAI SITUASI TBC DI INDONESIA
    Tiap tahun terdapat 583.000 kasus TBC di Indonesia
    Secara nasional, TBC ?membunuh? kira-kira 140.000 orang setiap tahun
    Setiap hari 425 orang meninggal akibat TBC di Indonesia.
    Indonesia merupakan ?penyumbang? kasus TBC ke-3 di Dunia, setelah RRC dan India.
    Tingkat resiko untuk terserang TBC di Indonesia berkisar antara 1,7 % - 4,4 % ( menurut data 1972-1987 ).
    Sekitar ¾ pasien TBC di Indonesia tergolong dalam usia produktif.
    Tahun 1995, pemerintah Indonesia mulai mengadopsi starategi DOTS (Directly Observed Tratment Short-Course) untuk menanggulangi TBC.
    Tahun 1996, obat TBC di Puskesmas diberikan dalam bentuk Kombipak.
    Tahun 1999 merupakan dimulainya era penting dalam penanggulangan TBC di Indonesia, karena dibentuknya GERDUNAS-TBC (Gerakan Terpadu Nasional Penanggulangan TBC) yang merupakan wujut nyata kemitraan dengan berbagai sektor yang terkait dalam penanggulangan TBC di Indoensia.
    Penelitian ekonomi kesehatan di Indonesia menemukan bahwa jika pengobatan dapat diterapkan secara dini, setiap US$¬¬ 1 yang untuk program penanggulangan TBC, maka akan dapat menghemat US$¬¬ 55 dalam waktu 20 tahun.

    10 FAKTA PENTING MENGENAI TBC
    Tiap tahun selalu terdapat peningkatan jumlah penderita TBC yang tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
    TBC membunuh lebih banyak kaum muda dan wanita dibandingkan penyakit menular lainnya.
    Terdapat sekitar 2 sampai 3 juta orang meninggal akibat TBC setiap tahun. Sesungguhnya setiap kematian akibat TBC itu bisa dihindari.
    Setiap detik, ada 1 orang yang meninggal akibat tertular TBC.
    Setiap 4 detik, ada yang sakit akibat tertular TBC.
    Setiap tahun. 1 % dari seluruh populasi di seluruh dunia terjangkit oleh penyakit TBC.
    Sepertiga dari jumlah penduduk di dunia ini sudah tertular oleh kuman TBC (walaupun) belum terjangkit oleh penyakitnya.
    Penderita TBC yang tidak berobat dapat menularkan pentakit kepada sekitar 10 ? 15 orang dalam jangka waktu 1 tahun.
    Seperti halnya flu, kuman TBC menyebar di udara pada saat seseorang yang menderita TBC batuk dan bersin, meludah atau berbicara.
    Kuman TBC biasanya menyerang paru-paru.

    10 FAKTA PENTING MENGENAI TBC & PERPINDAHAN PENDUDUK
    Sekitar 50 % dari jumlah pengungsi di seluruh dunia kemungkinan telah tertular TBC, Setiap tahunnya, lebih dari 17.000 orang pengungsi menderita sakit akibat TBC.
    Populasi pengungsi menghadapi peningkatan masalah akibat TBC; jumlah pengungsi dan pelarian di seluruh dunia telah berlipat 9 kali selama 20 tahun terakhir.
    Penderita TBC yang tidak dirawat dapat menyebarkan penyakitnya secara cepat, terutama di lingkungan penampungan dan kamp pengungsi, Amatlah sulit memberikan perawatan TBC bagi penduduk yang berpindah-pindah.
    WHO merekomendasikan bahwa TBC harus menjadi prioritas utama, sesegera mungkin setelah fase darurat bagi para pengungsi itu berlalu.
    Turisme, perjalanan antar-negara dan migrasi menunjang terjadinya penyebaran kuman TBC.
    Di banyak negara industri maju, paling tidak setengah dari jumlah kasus TBC, ditemukan pada orang-orang yang lahir di negara lain.
    Di Amerika Serikat, 1/3 dari jumlah kasus TBC, ditemukan pada orang yang tempat kelahirannya bukan di AS
    Jumlah kasus TBC di AS diantara orang-orang yanglahirnya bukan di AS, senantiasa meningkat setiap tahun.
    Kaum gelandangan di negara maju merupakan golongan yang resiko tertular TBC-nya semakin meningkat.
    Pada tahun 1995, dilaporkan bahwa hampir 30 % dari populasi gelandangan di San Francisco (AS) dan sekitar 25 % dari populasi gelandangan di London (Inggris) telah tertular oleh kuman TBC ? jauh lebih tinggi daripada rata-rata nasional di kedua negara tersebut.

    10 FAKTA PENTING MENGENAI TBC & PEREMPUAN
    TBC merupakan penyakit menular paling ganas yang menyerang dan membunuh kaum perempuan.
    Lebih dari 900 juta wanita di seluruh dunia tertular oleh kuman TBC. 1 juta diantaranya akan meninggal dan 2,5 juta akan segera menderita penyakit tersebut pada tahun ini, Perempuan yang menderita TBC ini berusia antara 15 ? 44 tahun.
    TBC merupakan penyakit pembunuh yang paling mematikan bagi perempuan muda usia.
    TBC memiliki andil sekitar 9 % dari kematian berusia 15-44 tahun, dibandingkan penyebab kematian lainnya (akibat perang:4%,HIV:3%,dan penyakit jantung:3 % ).
    Perempuan dalam usia reproduksi lebih rentan terhadap TBC dan lebih mungkin terjangkit oleh penyakit TBC dibandingkan pria dari kelompok usia yang sama.
    Wanita pada kelompok usia reproduksi juga beresiko lebih tinggi terhadap penuaran HIV.
    Di sebagian negara Afrika, jumlah perempuan yang terjangkit TBC lebih besar dibandingkan jumlah penderita pria.
    TBC menyebabkan jumlah kematian lebih besar bagi wanita dibandingkan kematian akibat melahirkan.
    Di beberapa bagian dunia, stigma atau rasa malu akibat TBC menyebabkan terjadinya isolasi, pengucilan dan perceraian bagi kaum wanita.
    Di beberapa bagian dunia, pergerakan kaum perempuan sedang mengusahakan adanya upaya lebih baik penanggulangan penyakit TBC.

    APAKAH DOTS ITU ?
    DOTS atau kependekan dari Directly Observed Treatment, Short-course adalah strategi penyembuhan TBC jangka pendek dengan pengawasan secara langsung.
    Dengan menggunakan startegi DOTS, maka proses penyembuhan TBC dapat secara cepat.
    DOTS menekankan pentingnya pengawasan terhadap penderita TBC agar menelan obatnya secara teratur sesuai ketentuan sampai dinyatakan sembuh.
    Strategi DOTS memberikan angka kesembuhan yang tinggi, bisa sampai 95 %. Startegi DOTS direkomendasikan oleh WHO secara global untuk menanggulangi TBC.

    Strategi DOTS terdiri dari 5 komponen, yaitu :
    o Adanya komitmen politis dari pemerintah untuk bersungguh-sungguh menanggulangi TBC.
    o Diagnosis penyakit TBC melalui pemeriksaan dahak secara mikroskopis
    o Pengobatan TBC dengan paduan obat anti-TBC jangka pendek, diawasi secara langsung oleh PMO (Pengawas Menelan Obat).
    o Tersedianya paduan obat anti-TBC jangka pendek secara konsisten.
    o Pencatatan dan pelaporan mengenai penderita TBC sesuai standar.

    Bank dunia menyatakan strategi DOTS merupakan strategi kesehatan yang paling ?cost effective?.
    Bangladesh : Dengan strategi DOTS, angka kesembuhan mampu mencapai sekitar 80 %.
    Maldives : Angka kesembuhan mencapai angka sekitar 85 % berkat strategi DOTS.
    Nepal : Setelah menggunakan DOTS, angka kesembuhan mencapai 85 % - sebelumnya hanya mencapai 50 %.
    RRC : Tingkat kesembuhan mencapai 90 % dengan DOTS.( DIOLAH DARI BERBAGAI SUMBER )