Jumat, 13 Agustus 2010

Cara Puasa untuk Penderita Diabetes

Cara Puasa untuk Penderita Diabetes

Vera Farah Bararah - detikHealth

img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Penderita diabetes harus selalu mengontrol gula darahnya dan puasa biasanya menjadi tantangan untuk melaksanakannya. Bagaimana cara berpuasa untuk penderita diabetes?

"Pengaturan makanan khusus di bulan puasa bagi orang dengan diabetes adalah harus memperhatikan jumlah, jenis serta jadwal makannya," ujar Prof Dr dr Sri Hartini KS, Kariadi, SpPD-KEMD ketika berbicara di acara 'Membantu Diabetesi untuk Dapat Mengendalikan Penyakitnya Secara Mandiri'.

Menurutnya, orang diabetes bisa saja puasa jika gula darahnya terkendali atau kadar gula darah kurang dari 180 mg/dl. Kondisi seperti itu memungkinkan penderita diabetes cukup sehat dan aman untuk berpuasa.

Tapi jika kadar gula darah lebih dari 180 mg/dl kondisinya jadi cenderung tidak aman untuk berpuasa karena di dalam urinenya akan terdapat gula.

Gula yang banyak di dalam urine akan membuat penderita diabetes sering buang air kecil. Efeknya, badan kekurangan air yang ditandai dengan haus, sehingga ia harus minum untuk mencegah dehidrasi. Jika dalam kondisi seperti itu ia berpuasa, maka bisa membuat tubuhnya menjadi lemah dan dapat berbahaya.

Bagaimana cara mengatur kalori orang diabetes saat puasa?

Jumlah kalori dan jenis makanan yang dikonsumsi hampir sama dengan hari-hari biasanya, hanya jadwalnya saja yang berbeda. Penderita tetap disarankan menggunakan karbohidrat kompleks sebagai sumber karbohidrat utamanya.

Porsi kalori yang masuk saat buka puasa sekitar 50 persen dari jumlah total kalori. Kemudian 10 persen setelah selesai tarawih dan 40 persen saat sahur. Penderita diabetes juga sebaiknya mengurangi konsumsi makanan lemak dan perbanyak serat.

Ada 4 kondisi yang harus diwaspadai oleh seseorang yang memiliki diabetes saat berpuasa, yaitu:

  1. Gula darah terlalu rendah (hipoglikemia).
  2. Gula darah terlalu tinggi (hiperglikemia)
  3. Darah menjadi asam (ketoasidosis)
  4. Kekurangan cairan (dehidrasi) dan timbul bekuan di pembuluh darah (trombosis).

"Jika gula darah turun menjadi 60 mg/dl atau kurang, gula darah sekitar 70 mg/dl di jam-jam awal puasa atau gula darah naik lebih dari 300 mg/dl (berisiko ketoasidosis), maka seseorang harus membatalkan puasanya," ungkap Dr Tri Juli Edi Tarigan, SpPD-KEMD dari divisi metabolik endokrin Departemen penyakit dalam FKUI/RSCM.

Karena itu tak ada salahnya untuk rajin memonitor gula darah yaitu cek gula darah sebelum sahur, 2 jam sesudah sahur, sebelum buka puasa dan 2 jam sesudah berbuka puasa. Namun monitor gula darah pelu lebih ketat terutama jika muncul gejala hipoglikemia atau hiperglikemia.

"Jika sudah muncul gejala hipoglikemia seperti merasa lapar yang luar biasa, keringat dingin serta dada berdebar-debar, maka segera batalkan puasa dengan mengonsumsi air gula, makan permen atau kue," ujar Prof Sri yang lahir di Martapura 59 tahun silam.

Sedangkan untuk jadwal mengonsumsi obatnya, menurut Prof Sri jika obat yang diminum satu kali sehari maka dikonsumsi saat berbuka puasa. Tapi jika obat diminum dua kali sehari maka diminum saat berbuka dan sahur. Sedangkan jika 3 kali sehari maka diminum saat berbuka puasa, malam hari dan saat sahur.

Selain itu orang yang memiliki diabetes juga disarankan untuk tetap berolahraga, olahraga yang ringan dan teratur aman untuk dilakukan. Sedangkan waktu untuk berolahraga bisa dilakukan saat sore hari mendekati waktu berbuka puasa, dan juga melakukan tarawih termasuk ke dalam bentuk olahraga.

(ver/ir)

0 komentar:

Posting Komentar